Prabowo salah lagi, setelah sebelumnya melakukan kesalahan atau blunder yang tidak perlu. Contoh kesalahan atau blunder yang akan diingat oleh publik hingga hari H Pilpres 2019 adalah ketika Prabowo begitu mudahnya dibohongi dalam kasus hoaks Ratna Sarumpaet.Â
Diperkirakan kesalahan atau blunder Prabowo tadi akan sulit dihilangkan dari ingatan publik, bahkan melebihi tahun 2030.
Baru-baru ini kembali Prabowo salah lagi atau membuat sebuah blunder yang tidak perlu. Media dikecamnya karena dianggapnya minim memberitakan Reuni 212 yang menurut pikirannya dihadiri jutaan orang.
"Kita dipandang dengan sebelah mata, kita nggak dianggap, karena dibilang kita nggak punya duit. Mereka sudah tutup semua. Buktinya hampir semua media tidak mau meliput 11 juta lebih orang yang berkumpul, belum pernah terjadi di dunia," kata Prabowo seperti dikutip dari detik.com (5/12/2018).
Karena Prabowo salah lagi - termasuk kemungkinan salah hitung yang 11 juta lebih itu -, lawan-lawan politiknya pun cenderung menjadikan dirinya bahan olokan.Â
Secara garis besarnya lawan-lawan politik Prabowo tadi mengatakan seharusnya media jangan dimusuhi atau dikecam.Â
Menurut Sekjen PPP Arsul Sani, Prabowo jangan marah-marah, selain itu terkesan mengajari. Menurutnya, kalau kecewa dengan pemberitaan media, berkomunikasi dengan wartawan sehingga kemudian ada berita penyeimbang.
Lain lagi komentar atau pernyataan dari Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, yaitu Abdul Kadir Karding.Â
Ia heran Prabowo mengecam media, seharusnya yang pantas melakukan hal itu adalah panitia, karena Prabowo tidak ada hubungannya dengan aksi 212, kemudian disimpulkannya pertanda aksi 212 memang benar digerakkan oleh Prabowo.
"Kalau Prabowo marah, itu pertanda aksi 212 ini nyata-nyata memang digerakkan oleh Pak Prabowo. Saya kira gampang, kalau ada orang marah-marah nggak ada hubungannya, Prabowo nggak ada hubungannya kan kalau dia marah-marah berarti sesungguhnya panitia utamanya adalah Pak Prabowo," ujarnya di sini.
Diperkirakan cukup banyak masyarakat yang tersenyum simpul atas pernyataan Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin tadi, bahkan mungkin saja setelah kembali Prabowo salah lagi, elektabilitasnya pun merosot, dan lebih parah lagi ada yang berasumsi Prabowo sudah frustrasi karena kemungkinan besar akan kalah pada Pilpres 2019 nanti.
Jadi teringat dengan ungkapan SBY yang pernah populer, yaitu prihatin.
Manchester United Dibantai Arsenal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H