Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mantan Pemain Timnas Indonesia Sewot

4 Desember 2018   17:00 Diperbarui: 4 Desember 2018   17:31 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: suara.com

Isu pengaturan skor kembali hangat setelah seorang anggota Exco PSSI, Hidayat terbukti bersalah dalam kasus percobaan suap untuk mengatur skor pertandingan antara Madura FC dan PSS Sleman.

Keraskah sanksi hukuman PSSI? Hidayat dijatuhi hukuman dilarang beraktifitas dalam sepak bola Indonesia selama tiga tahun, dua tahun dilarang masuk stadion, dan denda Rp 150 juta.

Terlepas keras atau lembek sanksi hukuman PSSI tadi, masalah pengaturan skor pada sebuah pertandingan ini pun membuat mantan pemain Timnas Indonesia sewot.

Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 tampil perkasa di babak penyisihan, Malaysia pun dihajar dengan skor akhir 5-1, tapi pada babak final di pertandingan pertama justru malaysia menghajar balik Timnas Indonesia dengan skor akhir 3-0.

Ditiupkannya kembali isu ada pengaturan skor di Piala AFF 2010 membuat mantan pemain Timnas Indonesia Hamka Hamzah meradang. Ia pun meminta kepada pihak yang meniupkan berita atau isu tadi menyerahkan bukti.

"Jangan membuat berita yang tak pernah ada data dan faktanya. Kalau memang ada bukti, buktikan!" katanya seperti dikutip dari bola.com (4/12/2018).

Bukti? Minta bukti adanya pengaturan skor? Agak sulit dipenuhi permintaan mantan pemain Timnas Indonesia tadi. 

Mengapa? 

Jawaban sederhananya, ya, kalau mudah dibuktikan atau gampang dapat buktinya, bukan mafia lagi dong? Sementara selama ini dikatakan mafia bola yang mengaturnya.

Terungkapnya pengaturan skor di Liga dua dan tiga pun membuat banyak pihak yang cenderung tidak percaya lagi. 

Contoh terbaru, pendukung PSM berteriak mafia ketika pertandingan antara Bayangkara FC dan PSM di pekan 33 berakhir imbang 0-0.  Hasil ini membuat PSM gagal menyalip Persija di puncak klasemen sementara. Wasit pun menjadi sasaran cemoohan.

"Semoga setiap pertandingan itu wasit lebih jujur, setiap pertandingan. PSM baik di kandang dan luar kerap dikerjai. Menurut saya wasit yang bertindak tidak adil," ujar bek PSM Hendra Ridwan dalam konferensi pers usai pertandingan.

Wasit tidak adil? Di mana tidak adilnya wasit? Tidak ada keterangan lebih lanjut. Bisa kacau balau kalau terus menerus begini. Tuding sana, tuding sini, semua pihak bisa saja menuding seenak udelnya.

Makanya mantan pemain Timnas Indonesia Hamka Hamzah sewot atas isu atau tudingan adanya pengaturan skor pada Piala AFF 2010.

Cukup banyak pihak yang berteriak perlu adanya perbaikan di tubuh PSSI agar sepak bola tanah air tidak semakin kacau balau saja.

Apakah penggemar sepak bola dan pencinta Timnas Indonesia yang meneriakkan perlunya perbaikan tadi, bahkan ada yang menyerukan revolusi di tubuh PSSI akan didengarkan?

"Dengarkan kami, PSSI! Dengarkan kami, PSSI!"

Ya, memang boleh saja berteriak, bukan hanya kepada PSSI saja, tapi pihak mana pun yang dianggap tidak beres atau seperti itu.

Tapi sebelum berteriak, apakah sudah tahu orang atau pihak yang diteriaki telinganya belum budek atau tuli?

Kan percuma saja teriak-teriak, sementara orang atau pihak yang diteriaki ternyata budek atau tuli.

Makanya selidiki dulu sebelum berteriak supaya tenggorokan ini tidak kering dan haus.

Salam bola itu bundar, bukan peang.

Ballon d'OR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun