Mengapa prediksinya bisa seperti itu?Â
Pengalaman, berdasarkan pengalaman. Timnas memang seperti itu. Setelah bermain buruk melawan tim yang biasa saja, maka penampilannya akan meningkat melawan tim yang kualitasnya lebih bagus.Â
Terbukti, Timnas bermain gemilang saat menghadapi Thailand, tapi sayangnya hanya di babak pertama saja, karena kembali "penyakit lama" Timnas kambuh, antara lain masalah buruknya mental pemain.
Kalau tak salah ingat, sejak era Iswadi Idris dkk berakhir, mental buruk pemain Timnas mulai muncul di sini. Memang sudah terlalu lama, tapi apa hendak di kata, sampai saat ini belum sembuh jua.
Masalah mental ini pun sudah diingatkan di sini - Kabar Sedih dari Thailand Terkait Timnas Indonesia.
Dari tiga pertandingan yang sudah dijalankan hasil yang didapat Timnas cukup menyedihkan (kalah 0-1 melawan Singapura, menang 3-1 melawan Timor Leste, dan dipecundangi Thailand dengan skor akhir 4-2).
Timnas Indonesia pun berada di ujung tanduk, tapi herannya masih saja ada sebagian pihak yang tetap optimis Timnas akan lolos ke babak berikutnya.
Mengapa bisa begitu?
Cinta itu buta, dan bisa membutakan logika.
Diprediksi Timnas layu sebelum berkembang atau gugur di fase grup karena "terlalu banyak ketergantungan", dan sudah dibahas di sini - Masih Perlukah Dukungan untuk Timnas Indonesia? -.
Kembali diingatkan agar mengedepankan logika, bukan perasaan. Makanya diprediksi Timnas layu sebelum berkembang karena Filipina mampu mencuri poin dari Thailand. Skor sementara di babak pertama masih 0-0, dan skor akhir imbang 1-1.