Kasus "Tampang Boyolali" menjadi berita hangat belakangan ini setelah seorang warga Boyolali melaporkan Prabowo ke Polda Metro Jaya dan aksi unjuk rasa ribuan warga Boyolali terkait pernyataan Prabowo saat meresmikan Posko Badan Pemenangan Prabowo-Sandi Kabupaten Boyolali (30/10).
#SaveMukaBoyolali sempat trending di jejaring sosial setelah aksi "Boyolali Bermartabat" tadi. Meski kubu Prabowo mengatakan hanya bercanda pernyataan "Tampang Boyolali" itu dan maksud Prabowo sebenarnya baik, tapi ribuan warga Boyolali tidak percaya, makanya ada unjuk rasa atau aksi "Boyolali Bermartabat".Â
Kasus "Tampang Boyolali" ini diperkirakan akan menurunkan elektabilitas Prabowo-Sandi, terutama di kalangan pemilih milineal.Â
"Kalau millenial menganggap itu negatif saat ini, bisa jadi suara dari Prabowo - Sandi jelek, maka tim pemenangan politik Prabowo gimana caranya bisa menetralisir itu. Bagaimana bisa mengembalikan bahwa Prabowo tidak di stigma sebagai elit yang rasis, merendahkan kelompok atau masyarakat tertentu, karena ini sensitif sekali," kata seorang pengamat Sosiologi Politik dari Airlangga, Novri Susan (tribunnews.com).
Cukup memprihatinkan, padahal jargon politik Prabowo-Sandi antara lain membidik kaum emak-emak dan milineal agar bersedia memberikan suaranya pada Pilpres 2019.Â
Para politikus kubu Prabowo-Sandi berusaha menetralisir kasus "Tampang Boyolali" ini dengan mengatakan ada politisasi.Â
Benarkah ada politisasi atau unsur politis pada kasus "Tampang Boyolali" yang menyebabkan ribuan warga Boyolali menggelar aksi "Boyolali Bermartabat"?
Seorang warga Boyolali S Paryanto mengatakan bahwa aksi tersebut tidak ada unsur politis sama sekali. "Yang kami perlukan adalah Prabowo minta maaf kepada warga Boyolali secara terbuka, karena pidatonya yakni 'Tampang Boyolali' itu menyinggung perasaan warga Boyolali," katanya di sini.
Mana yang lebih layak dipercaya, omongan politikus atau omongan warga Boyolali tadi?Â
Kalau mengacu pada pernyataan warga Boyolali tadi jelas tidak ada unsur politis.Â
Tapi kubu Prabowo menolak minta maaf dengan alasan tidak ada kesalahan atas ucapan Prabowo dalam pidato pembukaan posko relawan Prabowo-Sandi di Boyolali itu.
Sementara Bupati Boyolali Seno Samodro pada aksi "Boyolali Bermartabat" mengatakan Tidak Ada Maaf bagi Prabowo dan menyerukan agar warga Boyolali tidak memilih Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 nanti.
Akankah kasus "Tampang Boyolali" ini terus bergulir dan menjadi berita hangat sekaligus memberikan citra negatif seorang Prabowo?Â
Sebaiknya markitung perselan (mari kita tunggu perkembangan selanjutnya).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H