Ratna Sarumpaet menghebohkan jagat belantara politik nasional sehubungan berita tentang dirinya yang dipukuli oleh orang tak dikenal sehingga wajahnya pun babak belur sedemikian rupa.
Mengingat dirinya termasuk sosok yang cukup sering mengkritik pemerintah dan juga bagian dari kubu Prabowo, wajar saja jika ada sebagian pihak yang menduga atau mengaitkannya dengan politik dan siapa pelaku di baliknya.
Pemerintah atau orang-orang yang pro pemerintah? Jokowi atau orang-orang yang pro Jokowi di balik peristiwa bonyoknya wajah Ratna Sarumpaet tadi?
Ternyata bukan, tapi semua itu hanya rekayasa belaka, dan Ratna Sarumpaet pun telah mengakuinya di sini.
Panjang lebar pengakuan dan permintaan maafnya. Mungkin saja masih ada sebagian pihak yang terharu dan berlinang air mata itu.
Para politikus - malas menyebut namanya, sila baca di berita yang ada - yang tadinya langsung percaya begitu saja mulai ngeles kayak bajaj setelah Ratna Sarumpaet mengakui berita itu bohong belaka.
Kecaman pun datang bertubi-tubi menghantam Ratna Sarumpaet seakan tidak ada lagi nilai positifnya dari berita hoax yang disebarkannya tadi, padahal boleh dibilang Ratna Sarumpaet sudah berjasa dan layak disebut "Pahlawan Zaman Now'.
Mengapa dan apa alasannya?
Pertama, Ratna Sarumpaet telah menunjukkan siapa saja yang percaya dengan berita bohongnya tadi sehingga publik pun bisa menilai kapasitas otak orang-orang atau para politikus yang percaya dengan berita bohongnya itu.
Kedua, Ratna Sarumpaet pun telah menunjukkan kinerja pihak kepolisian yang bagus di mata masyarakat karena relatif cepat dan singkat menuntaskan kasus yang belakangan ini cukup menghebohkan dan menyita perhatian publik.
Ketiga, para politikus dan mereka yang percaya sekaligus menunjukkan kapasitas otaknya cukup memprihatinkan tadi, ada kemungkinan pada saat percaya dengan cerita bohong Ratna Sarumpaet lebih dominan perasaan daripada pikiran yang berbicara, dan Ratna Sarumpaet telah membantu mereka menjadi cepat sadar, belajar dan berusaha untuk tidak tertipu lagi di kemudian hari.
Khusus poin ketiga terkait "lebih dominan perasaan daripada pikiran yang berbicara", entah sudah beberapa kali disarankan rajin mengikuti Trik dan Problem Catur yang Sederhana agar "lebih dominan pikiran dibanding perasaan yang berbicara".
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, kembali hadir Trik dan Problem Catur yang Sederhana ke hadapan Anda agar kapasitas otak atau pola pikir yang ada menjadi bertambah baik dari hari ke hari, bukan sebaliknya.
Markiper (mari kita perhatikan) diagram catur di bawah ini:
- Diambil dari partai antara Fabiano Caruana dan Shakhriyar Mamedyarov di Olimpiade Catur 2018 yang sedang berlangsung di Batumi.
- Langkah hitam sebelumnya, Kg5.
- b4+ ..... Kh5
- Rd2 ..... Qg7
- Rh2+ ... Kg4
- Kg2 ...... g5
- Qe8
- Hitam pun menyerah kalah.
- Selengkapnya bisa dilihat di sini.
Makanya, kalau ada Trik dan Problem Catur yang Sederhana ikuti dan simak baik-baik agar tidak terjadi "lebih dominan perasaan daripada pikiran yang berbicara".
Gens Una Sumus.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H