Ngeles aja lu kayak bajaj!
Istilah di atas tadi pernah populer beberapa waktu lalu. Entah mengapa bajaj, bukan kendaraan lainnya, tapi diperkirakan karena cukup banyak supir bajaj yang pintar mengemudikan kendaraannya itu menghindar dari kemacetan dengan melakukan zig zag di antara kendaraan lainnya, juga pintar menghindar dari kemungkinan terjadinya tabrakan dengan kendaraan, orang atau benda lainnya.
Wuuuuuz...bajaj pasti berlalu (istilah ini pun sempat populer, sebuah humor yang memelesetkan novel atau film "badai pasti berlalu").
Istilah "ngeles aja lu kayak bajaj" ini lebih cenderung merupakan sebuah sindiran kepada seseorang yang dianggap berusaha ngeles (menghindar) dari sebuah masalah, tapi cara ngelesnya cenderung norak , tidak elegan, mudah diketahui.
Politikus Partai Demokrat Roy Suryo memutuskan dirinya non aktif dari posisi Waketum (wakil ketua umum) melalui surat resmi bertanggal 12 September 2018, dan kopian surat tersebut bisa dilihat di sini.
Politikus Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno pun memamerkan keakrabannya minum kopi melalui sebuah foto yang diunggah di akun Instagram Ridwan Kamil.
"Sementara yang lain sibuk menafsir berita, kami mah malah damai-damai aja. Saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, dengan seruput kopi Jawa Barat yang juara. Hatur Nuhun. #anginmalam," tulis Ridwan Kamil.
"Pak, kopinya sepahit kisah cintaku nggak?" balas Sandi sambil bercanda.
Terharu? Air mata pun mudah jatuh berlinang disebabkan sering dan asyik nonton sinetron gazebo (gak zelas bo), film India, drama Korea hingga masak tempe pun gosong, kemudian bingung sendiri, ini tempe atau batu akik hitam ajaib ukuran jumbo?
Tidak ada larangan untuk terharu dan percaya saja tidak ada masalah di antara Ridwan Kamil dan Sandi setelah "perang mulut" di media terkait pernyataan atau saran Sandi agar gubernur mengurusi wilayahnya, bukan pilpres.
Bagaimana jika ada sebagian pihak lainnya justru tidak terharu, juga tidak langsung percaya begitu saja di antara mereka tidak ada masalah, kemudian berujar "ngeles aja lu kayak bajaj"?Â
Apakah non aktifnya Roy Suryo dari jabatan Waketum Partai Demokrat termasuk "ngeles aja lu kayak bajaj" karena sebelumnya ada masalah terkait isu belum dikembalikannya aset Kemenpora?Â
Atau sebuah langkah politik yang wajar dan biasa saja memamerkan keakraban minum kopi bareng Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno, maupun inisiatif Roy Suryo sendiri untuk non aktif dari jabatan waketum Partai Demokrat tadi?
Terlepas ada yang menilainya wajar dan biasa saja atau "ngeles aja lu kayak bajaj", politik itu memang tak jauh dari taktik, tapi kalau taktiknya cenderung norak, tidak elegan, atau mudah diketahui, itu soal lain.
Beberapa waktu lalu pun setelah Sandi ditunjuk sebagai bakal cawapres Prabowo, ia pun mengundurkan diri dari Partai Gerindra.
Sebuah langkah politik yang wajar dan biasa saja, atau termasuk "ngeles aja lu kayak bajaj"?
Artikel sebelumnya:
Debat Capres Masih Menarik untuk Ditonton?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI