Belakangan ini sedang hangat diributkan perihal "Politik Dua Muka" yang dimainkan oleh SBY/Partai Demokrat. Entah mengapa timbul pro dan kontra, padahal taktik "Politik Dua Muka" ini biasa saja atau tidak ada istimewanya.
Bukankah istilah yang benar dan tertulis di media mainstream adalah "Politik Dua Kaki"?
Biar saja mereka atau sebagian pihak tadi menamakannya "Politik Dua Kaki", tapi yang benar itu adalah "Politik Dua Muka".Â
Muka yang satu menghadap ke utara, muka satunya lagi ke arah selatan.Â
Bagaimana kalau arah utara maupun selatan adalah tembok? Itu namanya "mutem" (muka tembok), tapi ini pun sebenarnya biasa saja kalau ada politikus yang "mutem" (muka tembok) alias tidak tahu malu.Â
Apanya yang aneh kalau ada politikus yang tidak tahu malu atau muka tembok? Dari dulu pun sudah ada, selain politik sekarang boleh dibilang "gazebo" (gak zelas bo). Yang mana kawan, yang mana lawan gazebo.Â
Kalau sudah paham "politik gazebo" seharusnya tidak perlu mempertanyakan atau memasalahkan taktik "Politik Dua Muka" yang dimainkan oleh SBY/Partai Demokrat tadi, apalagi sudah tahu arahnya untuk tetap menjaga dan "mengharumkan" nama AHY, sekaligus Partai Demokrat tentunya.
Perihal alasan atau pembenaran terkait taktik "Politik Dua Muka" ini tidak terlalu sulit untuk dicari mengingat politikus itu pun tak jauh dari "mulut comberan".
Apapun nama parpolnya, mosok masih heran kalau ada politikus yang lebih layak disebut "politikus mulut comberan"? Biasa itu, sama halnya dengan jabatan yang disandang di parpolnya cukup tinggi dan prestisius, tapi tak lebih dari "cecunguk".
Apakah taktik "Politik Dua Muka" yang dimainkan oleh SBY/Partai Demokrat yang sedang diributkan saat ini bisa menghancurkan dirinya sendiri?
Bisa ya, bisa juga tidak.
Gazebo? Lha, dari awal kan sudah dibilang, seharusnya tidak perlu heran dengan "politik gazebo". Entah mana kawan dan lawan, semua cenderung gazebo.
Karena yang ada sekarang ini adalah "politik gazebo", maka sukses atau tidaknya taktik "Politik Dua Muka" yang dimainkan oleh SBY/Partai Demokrat tadi, biarlah waktu yang akan menjawabnya.
***
Artikel sebelumnya:
Sandi Semakin Pintar Memainkan Peran "Anak Mami"?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H