Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenai Tudingan Mahar Rp 500 M, Ini Kata Sandi

12 Agustus 2018   04:43 Diperbarui: 28 November 2018   09:04 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tribunnews.com

Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief menuding PAN dan PKS menerima mahar masing-masing sebesar Rp 500 miliar dari Sandiaga Uno atau Sandi agar bisa menjadi cawapres Prabowo. Ia pun menolak untuk meminta maaf atas tudingannya tadi.

Bagaimana tanggapan Sandi yang kini sudah resmi menjadi cawapres Prabowo? Menurutnya pernyataan atau tudingan Waksejen Demokrat Andi Arief itu tidak memperkeruh suasana, tapi bagian dari dinamika yang harus disyukuri (detik.com, 11/8/2018).

Bingung? 

Sebaiknya jangan bingung jika ada politikus yang mengeluarkan sebuah pernyataan, karena dikhawatirkan kepala ini bisa botak jika terus menerus bingung dan memikirkannya, apalagi tidak sedikit jumlah politikus di negeri ini.

Mengenai mengapa Andi Arief tidak dituntut secara hukum dengan tuduhan memfitnah atau mencemarkan nama baik, ini pun jangan terlalu dipikirkan yang bisa membuat diri ini bingung dan linglung.

Sudah kepala ini botak, ikut linglung pula.

Menurut Sandi, Demokrat telah bergabung dengan koalisi, sekarang yang jadi fokus adalah bersatu.

Bingung lagi? 

Bagaimana mungkin bisa bersatu sedangkan Demokrat sudah terlanjur kecewa karena bukan AHY yang menjadi cawapres Prabowo? Belum lagi tudingan mahar Rp 500 miliar tadi, juga julukan Jenderal Kardus untuk Prabowo yang dilontarkan oleh Andi Arief.

Selengkapnya bisa disimak pada video slide di bawah Ini:

Lohmenz Neinjelen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun