Kasihan Gerindra?
Mengapa bisa dikatakan kasihan Gerindra, dan apa alasannya?
Bermula dari serangan politik yang dilakukan oleh PSI lewat pernyataan Raja Juli Antoni yang menyindir Prabowo Subianto.
"Pak Prabowo mau dipakaikan sendal jepit, kaus murah naik... keliling Jakarta, naik metromini, tetap saja tidak merefleksikan kesederhanaan karena memang dia tidak pernah hidup dalam kesederhanaan. Kalau pun dilakukan, akan menjadi pencitraan hambar. Tidak ada yang percaya kecuali pengikut butanya termasuk Habiburokhman."
Pernyataan Sekjen PSI tadi secara langsung atau tak langsung telah menyiratkan kasihan Gerindra, juga terkesan melecehkan Prabowo.
Serangan politik PSI menanggapi pernyataan Habiburokhman sebelumnya ini membuat anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade pun terkesan meradang dan cukup banyak serangan politik yang dilontarkannya.
Namun ada pernyataannya yang bisa dikatakan telah "termakan" taktik politik PSI.
"Saran saya untuk PSI ya, daripada ngurusin Pak Prabowo mau pakai sandal jepit atau apapun lebih baik ngurus partainya yang parnoko aja. Lebih baik PSI fokus membesarkan partainya yang sekarang di survei merupakan parnoko, partai nol koma."
Kasihan Gerindra karena disinggungnya elektabilitas PSI berdasarkan hasil lembaga survei, padahal jauh hari sebelumnya para politikus Gerindra tidak percaya dengan hasil lembaga survei.Â
Contohnya bisa dilihat di bawah ini:
"Saya kira lebih hebat dukun dari lembaga survei," begitu antara lain kata Fadli Zon.
"Hasil survei itu tergantung siapa yang bayar. Kami punya survei sendiri dan hasilnya bagus," ujar Prabowo.
Diberitakan Partai Gerindra tak percaya pada hasil survei LIPI yang menunjukkan elektabilitas Presiden Jokowi mengungguli Prabowo.
"Jadi kita ini punya survei internal yang menjadi patokan dalam mengambil keputusan."
Siapa yang mengatakan? Andre Rosiade sendiri yang di atas tadi menyerang PSI dengan menggunakan hasil lembaga survei.
Makanya kasihan Gerindra karena telah "termakan" taktik politik PSI?
Bisa juga diasumsikan "maunya menang banyak mulu" atau "yang bagus-bagus aja ya, beib". Jika hasil lembaga survei cenderung memojokkannya dikatakan tidak percaya, tapi di sisi lain hasil lembaga survei digunakan untuk menyerang pihak lawan.
Kalau cenderung bagus, oh yeah...tapi kalau sebaliknya, jangan ya beib.
Terlepas ada yang mengasumsikan kasihan Gerindra atau tidak, benar juga kata sebagian pihak yang mengatakan politikus itu lebih lucu dari badut. Makanya cukup banyak badut yang khawatir periuk nasinya akan direbut oleh politikus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H