Fahri Hamzah menghilang tahun depan?
Sebelum kening berkerut yang dimaksud Fahri Hamzah menghilang di sini, politikus ini tidak akan menjadi Anggota Dewan lagi.
Mengapa Fahri Hamzah menghilang?
Pakai logika sederhana saja memang sudah seharusnya Fahri Hamzah menghilang atau tidak ada namanya dalam daftar Anggota Dewan seusai Pemilu 2019 nanti, karena syarat yang paling penting dibanding persyaratan lain untuk menjadi Anggota Dewan periode 2019-2024 adalah namanya terdaftar sebagai bacaleg (bakal calon legislatif), dan yang mendaftarkan tentu saja parpol yang bersangkutan.
Mosok tetangga atau ketua RT yang tidak ada sangkut pautnya?
Kepastian Fahri Hamzah menghilang ini ditegaskan pula oleh Sekjen PKS Mustafa Kamal di sini, bahwa tidak ada namanya dalam daftar bacaleg PKS untuk Pemilu 2019.
Fahri Hamzah yang masih berseteru dengan Presiden PKS Sohibul Iman pun terkesan merengek, masih tidak terima dirinya dipecat, sekadar curhat atau apalah namanya kembali mempertanyakan kesalahannya.
"Orang mau ngobrol nggak bisa, dia mau ngobrol, pokoknya pecat, bagaimana sih salah saya apa gitu dipecat. Di awal dibilang (saya) suka bela Novanto, ternyata dikembangkan isu sekarang disuruh mundur. Jadi ini merusak iklim kita berdemokrasi, kultur di dalam partai sendiri rusak yang mau kita bangun baik-baik, itu yang terjadi. Mungkin ini adalah pelajaran pahit bagi PKS di ujungnya 20 tahun setelah deklarasi redup dan bisa-bisa hilang mudah-mudahan tidak terjadi," ujar Fahri seperti dikutip dari detik.com.
Bukankah masih mungkin Fahri Hamzah menghilang ini batal dengan sendirinya kalau ada parpol lain yang memasukkan namanya sebagai bacaleg?
Tidak ada nama Fahri Hamzah, demikian pernyataan Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menanggapi isu nama Fahri ada dalam daftar 575 bacaleg Golkar.
"Tetapi pada dasarnya apa yang 575 ini kita daftarkan, Pak Fahri nggak ada," katanya.
Weleh-weleh, ternyata bukan hil yang mustahal Fahri Hamzah menghilang atau tidak menjadi Anggota Dewan periode berikutnya.
Kasihan, Fahri Hamzah menghilang tahun depan akan menjadi kenyataan?
Kalau masalah kasihan Fahri Hamzah menghilang, atau tidak merasa kasihan dikembalikan kepada penilaian masing-masing pihak saja, atau dengan kata lain tidak ada pemaksaan di sini. Kasihan boleh, masbod juga boleh.
Fahri sendiri sekitar dua tahun lalu pernah mengatakan, "Ini negara demokrasi dan sah saja jika pemerintahan dijatuhkan kalau memang harus dilakukan. Indonesia bukan negara totaliter di mana menanyakan umur raja saja bisa kena pasal. Ini negara demokrasi bung, menjatuhkan presiden juga sudah diatur."
Sekali lagi, boleh saja kasihan terhadap Fahri, boleh juga masbod (masa bodo) Fahri Hamzah menghilang kek, koprol sambil salto kek, atau apapun itu, masbod!
Ini negara demokrasi, bung.
Salam politik itu peang, bukan bundar.
Sebelumnya pernah ditayangkan di Gonjreng.com.
Artikel lainnya:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H