Seandainya tidak ada gol bunuh diri Mandzukic, dan wasit tidak memberikan pinalti, bukan Prancis juara Piala Dunia 2018 tapi Kroasia, kata sebagian pihak yang sering nonton sinetron kisah perempuan miskin yang ditabrak mobil lelaki kaya (atau sebaliknya), kemudian berkenalan, pacaran, setelah melewati jalan berliku akhirnya menikah juga, dan hidup bahagia selamanya (oh yeaaah...beibeh!).
Bukankah kalau Kroasia yang juara akan seindah cerita sinetron itu?
Keberpihakan kepada si miskin, si lemah atau mirip-mirip seperti itu, oh indahnya. Siapa yang tidak terharu? Tapi kenyataannya si kaya dan si kuat Prancis juara Piala Dunia 2018.
Seharusnya lebih banyak sinetron kisah perempuan miskin tetap nyuci dan nimba air dari sumur, sedangkan lelaki kaya yang mendadak baik hati dan tidak sombong setelah mobilnya tak sengaja menabrak perempuan miskin itu tetap ke diskotik, ayeee...!
Tapi kalau kebanyakan sinetron yang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya, lalu kapan mimpinya? Sedangkan manusia butuh mimpi.
Dewi fortuna pun suka iseng. Hoki Kroasia sudah habis, tapi ditimbulkan lagi harapan lewat gol Mandzukic akibat kebodohan kiper Prancis sehingga skor berubah 4-2.
Mudah-mudahan sinetron perempuan miskin dan lelaki kaya yang hidup bahagia itu bisa terwujud, tapi hingga wasit meniup peluit terakhir, yang perempuan miskin tetap nyuci dan nimba air dari sumur, sedangkan yang lelaki kaya tetap...aye!
Prancis juara Piala Dunia 2018 karena hoki Kroasia sudah habis.
Salam bola itu...aye!
Maksudnya salam bola itu bundar, bukan peang.