Ahok menolak bebas bersyarat bulan Agustus 2018 ini?
Beragam pendapat, komentar, pernyataan dari berbagai pihak pun terlontar yang secara langsung atau tidak langsung menunjukkan Ahok masih merupakan "magnet politik".
Cukup memprihatinkan.
Mengapa?
Konon tidak sedikit politikus yang sudah berusaha mempopulerkan diri bahkan sampai mengundang wartawan agar pernyataannya dikutip dan masuk berita, tapi tak kunjung jua mendapat perhatian dari masyarakat, padahal jabatannya di partai cukup tinggi.
Undang lagi wartawan, masuk berita lagi, tapi tetap saja masyarakat cuek atau masih juga tak mampu menarik perhatian publik. Terus berusaha, ikut nimbrung dan berkomentar pada kasus atau berita yang sedang hangat, tapi hasilnya sama saja.
Seharusnya mikir mengapa bisa begitu, tapi karena kapasitas otaknya terbatas tak mampu berpikir ke sana. Meskipun demikian tetap saja merasa senang dan terkesan bangga bisa menjadi salah satu petinggi atau elit parpol.
Sementara Ahok meski sudah tak bebas lagi masih bisa menarik perhatian masyarakat.
Malu aku malu, pada semut rangrang.
Tapi apa alasan sebenarnya Ahok menolak bebas bersyarat tadi? Keterangan dari sini, begitu. Keterangan dari situ, begini.Â
Gazebo (gak zelas bo).
Menurut informasi yang layak dipercaya, Ahok menolak bebas bersyarat karena ingin mendalami lebih jauh Trik dan Problem Catur yang Sederhana di Mako Brimob yang relatif lebih tenang, atau tidak terganggu oleh para sahabat serta handai taulan yang datang dan bertamu ke rumah.
Ketertarikan Ahok pada Trik dan Problem Catur yang Sederhana tadi bermula dari problem catur di bawah ini:
- Putih giliran melangkah.
- Putih kalah atau remis?
- Nd5 ..... Rc6
- Benteng hitam mengawasi petak c7.
- Langkah putih selanjutnya?
- Rb6+
- Setelah hitam RxR?
- Nc7+, mat.
- Mudah, bukan?
- Catur memang tidak sulit dan rumit.
Tapi apakah benar Ahok menolak bebas bersyarat karena ingin mendalami lebih jauh Trik dan Problem Catur yang Sederhana?
Kalau ada yang percaya, bersyukurlah, karena diam-diam berbakat juga jadi orang gila.
Mosok Ahok menolak bebas bersyarat gara-gara catur?
Salam politik itu peang, bukan bundar.
Artikel sebelumnya:
- Gara-gara Luhut Partai Demokrat Malu Besar?
- Amien Rais Dituding Lucu, Kok Ada yang Sewot?
- Cawapres Jokowi, Benarkah Ini Dia Orangnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H