Griezmann tolak Barca, kemudian mengatakan tidak menyesal dengan keputusannya itu. Ya iyalah, gajinya sudah dinaikkan, selain itu ia pun tidak perlu beradaptasi lagi dengan klub barunya, atau belum tentu juga cocok dan betah di Barca nanti.
Sudah ada contoh beberapa kasus pemain pindah klub karena adanya tawaran gaji lebih tinggi, tapi cenderung melempem di klub barunya, padahal sebelumnya bersinar di klub lamanya. Andriy Shevchenko (dari AC Milan ke Chelsea), Fernando Torres (Liverpool ke Chelsea), Michael Owen (Liverpool ke Real Madrid) sebagian dari contoh tadi.
Gaji sudah dinaikkan sesuai keinginan, juga belum tentu cocok dengan klub baru, wajar Griezmann tolak Barca. Selain itu, seorang pesepakbola profesional yang "usia produktif"-nya relatif singkat tadi, apa salahnya "setia dengan gaji tinggi"? Memangnya kalau ia pensiun, kemudian hidup miskin atau susah, klub lamanya masih memikirkan?
Mikiiiiir...begitu juga sebaiknya pikir dulu, apakah benar gara-gara Griezmann tolak Barca, maka Prancis pun tersingkir dari Piala Dunia 2018?
Kalau percaya, ini juga ciri-ciri "Kaum Teromel" yang mudah terharu dan mengaitkan sesuatu dengan inilah, dengan itulah agar terlihat pas atau cocok. Tadi dikaitkan dengan kesetiaan, sekarang dengan gagalnya Prancis juara Piala Dunia 2018.
Seandainya Inggris, Rusia, Belgia dan kini bukan Prancis juara Piala Dunia 2018, berarti prediksinya tepat saja, tidak ada kaitannya dengan Griezmann tolak Barca tadi.
Mikiiiiir...
Salam bola itu bundar, bukan peang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H