Kiper Liverpool Loris Karius dua kali melakukan blunder yang berujung dua gol di babak final Liga Champions musim ini.
Meski usai pertandingan dengan air mata yang bercucuran sambil mengangkat tangan kiper Liverpool itu meminta maaf kepada fans yang hadir di stadion tetap saja kebodohan yang dilakukannya tadi tidak hilang begitu saja.
Tapi bukankah kiper Liverpool Loris Karius mendapat sambutan hangat dari fans yang bertepuk tangan seolah-olah memaafkan dua kali blunder yang dilakukannya tadi meski Liverpool kalah 1-3 melawan Madrid di babak final Liga Champions itu?
Jawaban mudahnya, tepuk tangan fans yang seolah-olah memberikan maaf kepada kiper Liverpool tadi cenderung perbaba atau semacam itu.
Maksudnya?
Begini, coba pikir dan bayangkan saja. Kiper Liverpool itu mengangkat tangan sambil berurai air mata tanda meminta maaf kepada fans yang hadir di stadion, kemudian fans Liverpool mencemooh sambil melemparnya dengan koin atau benda lain, kamera tv sedang menyorot kejadian itu, apa kata dunia nanti?
Bisa jatuh pamor fans dan klub, sementara selama ini yang didengung-dengungkan adalah YNWA, You'll Never Walk Alone, dalam suka dan duka kita selalu bersama, taela.
Mosok kiper Liverpool itu dicemooh dan disambit koin? Yang lebih masuk akal fans Liverpool bertepuk tangan, meski mungkin saja ada di antara mereka yang ngedumel.
Sialan lu, Karius! Gara-gara lu benar juga YNWA itu artinya You'll Never Win Again.
Demikianlah jawaban mudahnya mengapa fans bertepuk tangan, ketika kiper Liverpool Loris Karius meminta maaf dengan mengangkat tangan dan berurai air mata.
Jawaban sulitnya? Ya terserah, boleh kok buat kalimat melambai, muter-muter kayak gangsing, tapi intinya memuji sikap kiper Liverpool dan fansnya itu, taela.
Selain insiden Ramos dan Salah, blunder kiper Liverpool Loris Karius adalah kejadian yang masih saja dibicarakan sampai saat ini atau beritanya masih menghiasi media, padahal sebenarnya pertandingan babak final itu sendiri kurang menarik seandainya pun tidak ada insiden Ramos dan Salah serta blunder kiper Liverpool tadi.
Kalah itu memang menyakitkan, dan perlu alasan.
Diberitakan Karius mengunjungi rumah sakit di Amerika Serikat untuk memeriksa kondisinya, dan menurut laporan tim dokter, ia mengalami gegar otak saat bermain di laga final setelah ada kontak fisik dengan Ramos. Singkatnya, kalau tidak ada kontak fisik dengan Ramos tadi tidak akan terjadi blunder yang berujung gol itu.
Ha-ha-ha...Michel Salgado pun tertawa.
Menurut mantan pemain Real Madrid yang satu ini, Loris Karius hanya cari alasan saja. Menutupi kebodohan yang satu dengan kebodohan yang lain. Kiper Chelsea Thibaut Courtois pun meragukan perihal gegar otak Loris Karius tadi.
Jangan-jangan kiper Liverpool ini berbakat jadi politikus Indonesia? Sebab, ada juga politikus Indonesia yang bodohnya masih awet sampai sekarang.
Foto di akun Instagramnya hilang, pemerintah yang disalahkan!
Selamat ya Loris Karius, rupanya diam-diam ada bakat juga jadi politikus.
Salam bola itu bundar, bukan peang.
Artikel sebelumnya:
- Fabiano Caruana Juara Altibox Norway Chess 2018
- Mantan Pemain Ngetop Ini Jadi Kaum Teromel?
- Masbod, jika Mohamed Salah Enggan ke Real Madrid
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H