Partai Tommy Soeharto?
Entah mengapa lebih enak didengar dan disebut Partai Tommy Soeharto dibanding Partai Berkarya. Hal ini tidak berlaku atau terkesan janggal jika dikenakan kepada parpol lain, misalnya Partai Megawati, Partai Prabowo, Partai SBY, apalagi Partai Suryo Paloh , Partai Sohibul Iman, dan seterusnya.
Putra bungsu mantan Presiden Soeharto (alm) ini resmi menjabat Ketua Umum Partai Berkarya pada Rapimnas ke-III Berkarya di Solo, Jawa Tengah, Minggu (11/3/2018).
"Menetapkan bapak Haji Hutomo Mandala Putra SH sebagai Ketua umum DPP Partai Berkarya periode 2017-2022, sesuai dengan periode SK Menkumham tahun 2017," kata Sekjen Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang seperti dikutip dari cnnindonesia.com.
Pertanyaannya, masih berkait dengan yang di atas tadi, yaitu mengapa lebih enak didengar dan disebut Partai Tommy Soeharto dibanding Partai Berkarya?
Apakah nama ketua umum Partai Berkarya ini lebih seksi dibanding ketua umum parpol lain? Atau nama "Soeharto" di belakang nama Tommy itu yang membuatnya terdengar seksi atau lebih enak didengar dan disebut tadi?
Entah lebih seksi, atau mungkin saja ada pihak-pihak yang mengatakan sebaliknya, Partai Tommy Soeharto (Partai Berkarya) ini memiliki "target seksi" sekaligus mengancam keberadaan parpol lain pada Pemilu 2019 nanti.
Seperti diketahui Partai Tommy Soeharto termasuk parpol baru yang sudah terdaftar resmi di KPU untuk mengikuti Pemilu 2019 tahun depan, dan "target seksi"- nya tadi adalah menguasai atau memperoleh sebanyak 80 kursi DPR RI.
"Partai Berkarya telah menetapkan target, untuk DPR RI, 80 kursi secara nasional. Jadi masing-masing dapil seperti di DKI ini, kami ingin rebut 1 kursi untuk DPR RI," ujar Sekjen Partai Berkarya saat ini, yaitu Priyo Budi Santoso yang dikutip dari detik.com.
80 kursi DPR RI "target seksi" Partai Tommy Soeharto? Sejenak kembali pada Pemilu 2014 lalu dan menyimak perolehan kursi parpol-parpol yang ada saat itu.
1. PDIP 109 kursi
2. Golkar 91 kursi
3. Gerindra 73 kursi
4. Demokrat 61 kursi
5. PAN 49 kursi
6. PKB 47 kursi
7. PKS 40 kursi
8. PPP 39 kursi
9. NasDem 35 kursi
10.Hanura 16 kursi
Jika "target seksi" Partai Tommy Soeharto tadi tercapai, maka Partai Berkarya akan menggusur Partai Gerindra dari posisi tiga besar.
Luar biasa Partai Tommy Soeharto ini, bukan?
Di sisi lain jika "target seksi" Partai Tommy Soeharto tadi tercapai, maka parpol lain otomatis ada yang kehilangan kursi. Wajar jika parpol lain itu merasa khawatir dengan ancaman Partai Tommy Soeharto lewat "target seksi" -nya tadi.
Namun ancaman ini serius atau bercanda? Jangan-jangan sekadar "propaganda cangcimen" atau semacam itu.
Para pedagang kecil di kereta atau bus antar kota biasanya meneriakkan "cangcimen" supaya dagangannya laku atau dibeli orang.
Kacang kuaci permen, kacang kuaci permen, yang disingkat "cangcimen".
Terlepas "target seksi" Partai Tommy Soeharto tadi semacam "propaganda cangcimen" atau bukan, sebaiknya tunggu saja hasil Pemilu 2019 nanti.
Kalau menyimak pernyataan Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso di berita tadi sepertinya "target seksi" ini bukan "propaganda cangcimen", karena Partai Tommy Soeharto ini terlihat serius mengusung pagar #2019GantiLegislator.
Artikel politik sebelumnya ada di bawah ini:
1. Gerindra Panik karena Ternyata Tidak Ada Efeknya?
2. Amien Rais Sudah Bertobat dan Sadar Diri Saat Ini?
3. Amien Rais Secara Tak Langsung Dukung Jokowi?
4. Fitnah, "Video Jorok" Mirip Kader Gerindra Itu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI