Keempat, mengherankan Barcelona sempat tertinggal 1-5 di babak kedua yang baru berjalan sekitar 10 menit. Iniesta mengatakan Barcelona kurang menekan lawan dan Levante memiliki serangan balik yang mematikan sehingga Barcelona pun kalah.
Kelima, alasan Iniesta tadi kurang meyakinkan mengingat Levante klub papan bawah dan Barcelona ingin juara Liga Spanyol tanpa terkalahkan sekaligus menambah tekanan psikologis kepada Real Madrid menjelang babak final Liga Champions sehingga timbul kecurigaan pertandingan tersebut sudah diatur oleh mafia.
Dengan demikian bukan Barcelona yang bantu Real Madrid dan juga bukan Levante, melainkan mafia sepak bola. Peran mafia di balik sebuah pertandingan atau mengatur skor pertandingan bukan hal yang baru dan sudah cukup banyak pihak yang curiga.
Tapi benarkah bukan Barcelona dan Levante, melainkan mafia yang bantu Real Madrid mengurangi tekanan psikologisnya menjelang babak final Liga Champions?
Terlepas benar atau bukan Barcelona dan Levante atau siapapun itu, tapi sebaiknya ingat kata Rhoma Irama. Judi menjanjikan kemenangan, tapi semua itu bohong! Sebaiknya jauhkan diri Anda dari judi bola online atau judi dalam bentuk apapun!
Jadi bukan Barcelona dan Levante, tapi mafia yang bantu Real Madrid juara Liga Champions musim ini? Benar atau bohong?Â
Curiga boleh saja, asal jangan menuduh.
Salam bola itu bundar, bukan peang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H