Gerard Pique seharusnya diganjar kartu merah oleh wasit pada pertandingan antara Barcelona dan Real Madrid di Stadion Camp Nou (7/5/2018).
El Clasico tadi sebenarnya berjalan cukup menarik dan seru, tapi sayangnya dinodai oleh cukup banyak keputusan wasit yang cenderung kontroversial, makanya ada sebagian pihak yang mengatakan wasitnya bodoh.
Sila baca: Kemenangan Madrid Dirampok oleh Wasit yang Bodoh?
Di ujung babak pertama terjadi sebuah insiden ketika Sergi Roberto melayangkan pukulan kepada Marcelo. Wasit pun langsung mengganjarnya dengan kartu merah.
Keputusan wasit ini dianggap terlalu keras dan tidak adil dengan pertimbangan pukulan ke wajah Marcelo tadi sebenarnya lembek atau tidak keras, tapi Marcelo terlihat kesakitan sambil menjatuhkan diri. Wajar nilai 10 diberikan kepada Marcelo sebagai "pemain drama sinetron terbaik" pada laga El Clasico tadi.
Marcelo sendiri terlihat tertawa saat meninggalkan lapangan usai babak pertama tadi berakhir. Entah apa yang ditertawakannya, apakah menertawakan Sergi Roberto yang "termakan" provokasinya, atau menertawakan wasit yang bodoh.
Tapi kartu merah wasit untuk Sergi Roberto sebenarnya bukan keputusan yang bodoh. Memukul itu wajar diganjar kartu merah, terlepas pukulannya lembek atau keras.
Lebih adil jika wasit memberikan kartu kuning dulu, bukan langsung kartu merah? Aturan tetap aturan dan harus ditegakkan.
Hal ini sulit dipahami oleh kaum "teletubbies romantis melankolis". Makanya ada sebuah negara yang belasan tahun tak pernah juara lagi meski hanya juara Asia tenggara karena pengurus sepakbola, pemain dan juga pendukungnya cenderung "teletubbies romantis melakolis" yang mudah terharu dan memaafkan.
Pernah ada foto wasit yang lari tunggang langgang karena dikejar pemain yang tidak menerima keputusannya, namun sanksi yang diberikan kepada pemain yang menghina wasit cenderung terkesan lembek, bukan keras, bila perlu dijatuhi hukuman seumur hidup tak boleh bermain bola lagi kepada pemain yang telah menghina wasit.
Tapi begitulah kaum "teletubbies romantis melakolis". Mudah terharu dan memaafkan. Pemain itu masih bisa berubah, wajar melakukan kesalahan karena pemain juga manusia. Jika hukuman keras dijatuhkan, nanti anak istrinya makan apa?