Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai Demokrat Gerah Diserang Ruhut Sitompul?

2 Mei 2018   20:14 Diperbarui: 2 Mei 2018   20:21 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Partai Demokrat kembali menghiasi media, tapi bukan karena adanya "politik caper" yang merupakan taktik politik yang biasa digunakan oleh Ketua Umum Partai Demokrat, siapa lagi kalau bukan SBY.

Caper, cari perhatian. Ada juga sebagian pihak yang menyebutnya "politik baper", selain "politik curhat", tapi semua itu sebenarnya masih bagian dari "politik caper".

Banyak cara dan jalan untuk melakukan taktik "politik caper" seperti telanjang dada, tapi perutnya juga terlihat (udel tidak, kecuali kamera menyorotnya dengan jelas).

Ada juga "politik caper" dengan menyebut "partai setan", meski ditengarai saat ini setan pun sudah tidak percaya lagi dengan omongan politikus, terutama yang sudah tua.

Dengan demikian, bukan hanya SBY saja yang  pernah melakukannya, tapi untunglah SBY tidak pernah menggunakan taktik "politik caper" dengan menyebut "partai setan", apalagi sambil telanjang dada yang terlihat juga perutnya (sekali lagi, udel tidak).

Seperti dikatakan di atas tadi, nama Partai Demokrat kembali menghiasi media, tapi SBY tidak terlibat, melainkan elit kader lainnya yang sedang saling "perang kata".

Bermula dari Ruhut Sitompul yang mengenakan jaket PDIP saat membantu kampanye pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus di Sumatera Utara.

Wakil Ketua Umum PD Syarief Hasan menyatakan Ruhut bukan lagi kader Partai Demokrat. Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean pun membenarkan hal itu. Di sinilah lucunya, karena Ruhut mengatakan sebaliknya.

Tidak tertutup kemungkinan ada sebagian pihak yang bingung. Sebenarnya bagaimana sih mekanisme seorang kader Partai Demokrat bukan lagi menjadi bagian dari partainya? Apakah tidak ada yang namanya surat pemecatan?

Bukankah masalah ini menjadi mudah, tiada lagi perbaba (pernyataan basa-basi) dengan menunjukkan surat pemecatan yang resmi dari Partai Demokrat, daripada sekadar mengatakan tidak mengakui Ruhut lagi?

Karena belum atau tidak ada bukti surat pemecatan tadi, maka publik pun cenderung lebih percaya dengan pernyataan Ruhut. Logika yang sederhana tanpa perbaba.

Ruhut yang dikenal bicara ceplas-ceplos ini pun membuat Partai Demokrat gerah, sebab ada serangan balasan Ruhut kepada Waketum PD Syarief Hasan.

"Jadi Syarief Hasan, Anda nggak pantas banyak ngomong. Anda lupa? Anda Menteri Koperasi, anak Anda korupsi videotron, mestinya bukan hanya anak Anda yang masuk penjara," kata Ruhut seperti dikutip dari berita di sini.

Publik pun jadi ingat lagi dengan jargon Partai Demokrat, yaitu "Katakan Tidak Pada Korupsi" yang diplesetkan menjadi "Katakan Tidak Padahal Korupsi".

Tapi diperkirakan "perang kata" antar elit Partai Demokrat ini tak lama lagi akan berakhir. Jika tidak, Partai Demokrat bisa bertambah gerah, blingsatan, atau kejang-kejang lagi meladeni serangan balik dari Ruhut Sitompul.

Gonjreng.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun