Pernyataan Amien Rais belakangan ini dinilai oleh sebagian pihak cenderung gazebo (gak zelas bo).
Namun sebagian pihak lainnya memberikan pembelaan dengan mengatakan pernyataan Amien Rais itu masih merupakan bagian dari demokrasi.
Tapi ternyata ada juga pernyataan Amien Rais yang mengharukan atau setidak-tidaknya cukup mengharukan seperti tertulis dalam berita di sini.
KPU Kabupaten Sleman melakukan coklit (pencocokan dan penelitian) terhadap calon pemilih (27/4/2018), termasuk Amien Rais yang berdomisili di sana.
Ada beberapa pernyataan Amien Rais saat dilakukan coklit tadi.
Pertama, Amien Rais mengatakan agar penyelenggaraan Pemilu mesti jujur, adil, langsung, umum, bebas dan rahasia.
Terharu? Biasa saja, sejak zaman Soeharto (Orde Baru) pun sudah sering terdengar pernyataan Amien Rais tadi yang disingkat jurdil dan luber.
Kedua, Indonesia adalah negara demokratis nomor 3 di dunia.
Bukan terharu, tapi tidak tertutup kemungkinan ada sebagian pihak yang bingung, karena Amien Rais tidak menyebutkan negara lainnya. Apakah maksud Amien Rais dua negara lainnya adalah Amerika Serikat dan India?
Ketiga, menurut Amien Rais pendiri Partai Amanat Nasional ini:
"Kita saat kampanye pedas dan tajam. Begitu usai kampanye ya sudah. Kayak tinju. Dipukuli sampai berdarah setelahnya dipeluk. Seperti itulah."
Terharu? Wajar jika ada sebagian pihak yang terharu, kemudian melahirkan sebuah puisi gazebo karena terkesan ada fair play di dalam pernyataan Amien Rais tadi.
betapa malam ini terasa damai
angin meniupkan sebuah pernyataan
perasaan pun melayang dan terbuai
terkesima dalam sebuah keharuan
untunglah ada politikus di dunia ini (yokule hihi)
yang menghibur dan mengusir lara di hati (yokule hihi)
Demikianlah pernyataan Amien Rais yang terkesan fair play dan mengharukan, tapi mungkin saja ditanggapi berbeda oleh sebagian pihak lainnya, antara percaya dan tidak percaya, serta dengan nada heran mengatakan: Serius nih? Sumpe lo?
Apapun tanggapan orang, entah itu terharu atau tersenyum geli terkait pernyataan Amien Rais yang terkesan fair play tadi, sebaiknya puisi gazebo itu tidak disebarluaskan karena ada yokule hihi di dalamnya (yokule hihi, yokule hihi).
bila hari telah petang
saya pulang ke kandang
sapi turut dari belakaaang...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H