Real Madrid juara Liga Champions musim ini setelah di leg kedua babak perempat final sukses mencetak satu gol di masa injury time atau menit-menit akhir, sekaligus menghempaskan Juventus ke jurang yang menyedihkan.
Sebelumnya "Tim  Zebra Jingkrak" Juventus sempat unggul 3-0 lewat gol yang dicetak oleh Mario Mandzukic (menit 2, 37) dan Blaise Matuidi (61).
Oh mama mia, mama mia, mama mia let me go
 Beelzebub has a devil put aside for me- Bohemian Rhapsody (The Queen)
Oh mama mia...mengapa Real Madrid yang lolos ke babak berikutnya, kemudian Real Madrid juara Liga Champions musim ini?
Diperkirakan saat Juventus unggul 3-0 cukup banyak pecinta sepakbola, terutama fans Juventus yang sudah menyiapkan air matanya jatuh berlinang dan bercucuran karena terharu, mengingat pada leg kedua babak perempat final sebelumnya AS Roma sukses menyingkirkan Barcelona dengan agregat gol 4-4.
Namun sebuah penalti yang diberikan wasit di masa injury time tadi karena menilai ada pelanggaran yang dilakukan oleh pemain Juventus Benatia terhadap Vazquez di depan mulut gawang Buffon dan berhasil dieksekusi oleh Ronaldo menjadi sebuah gol, air mata yang jatuh berlinang dan bercucuran tadi tetap terjadi. Hanya bedanya bukan karena terharu gembira, melainkan terharu yang cenderung sedih dan sewot juga.
Real Madrid dibantu wasit, maka wajar saja Real Madrid juara Liga Champions meski masih ada babak semifinal dan final? Mengapa perlu pemain ke 12 atau wasit demi terwujudnya impian Real Madrid juara Liga Champions?
Pertanyaan di atas tadi mungkin saja terlontar dari sebagian pihak yang merasa heran dan curiga ada "permainan kotor" antara UEFA dan Real Madrid agar bisa terwujud rekor baru, yaitu Real Madrid juara Liga Champions tiga kali berturut-turut.
Tudingan ada "permainan kotor" antara UEFA dan salah satu klub Spanyol ini pernah dialami oleh Barcelona beberapa waktu silam saat Madrid masih dilatih oleh Jose Mourinho, dan sekarang entah bagaimana reaksi fans Madrid menghadapi tudingan tadi.
Apakah sudah siap menerima olokan "Madrid" menjadi "Makdirabit"?
Wasit telah membantu Madrid lolos ke babak semifinal, maka dari itu wajar saja Real Madrid juara Liga Champions musim ini adalah tudingan yang cukup nyelekit dari sebagian penggemar sepakbola, terutama fans Juventus.
Tapi benarkah wasit telah menjadi pemain ke 12 Real Madrid, makanya ada penalti di masa injury time yang mengubah skor akhir antara Real Madrid dan Juventus menjadi 1-3 dan skor agregat pun 4-3? Benarkah telah terjadi pelanggaran berat di dalam kotak penalti?
Jika melihat tayangan lambat di monitor, jawabannya bisa iya, bisa tidak.
Sepakbola adalah drama, dan di dalam drama tadi ada air mata yang jatuh berlinang dan bercucuran karena terharu, tapi bentuk terharunya seperti apa masih belum bisa dipastikan hingga wasit meniup peluit terakhir tanda usai pertandingan.
Salam bola itu bundar, bukan peang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H