Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Poros Pertama (Jokowi) Sedang Berada di Atas Angin?

13 Maret 2018   19:00 Diperbarui: 13 Maret 2018   19:09 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Poros pertama diasumsikan sebagai pihak atau kubu Jokowi, sedangkan poros kedua adalah kubu Prabowo Subianto, sementara poros ketiga mengarah kepada kubu SBY. Tiga poros ini entah siapa yang pertama menghembuskannya sebagai wacana politik, tapi hal ini tidak terlalu penting.

Wajar, lumrah, atau hal yang biasa saja timbul wacana-wacana politik mendekati hajatan demokrasi seperti Pilpres 2019. Namun di sisi lain wajar, lumrah atau hal yang biasa juga apabila ada sebagian pihak yang tersenyum geli karena wacana-wacana politik tadi bisa membuat para politikus seperti orang yang sedang kebakaran jenggot.

Normalnya, jika tidak ingin terus menerus dalam keadaan sedang kebakaran jenggot tadi adalah mematikan secepatnya api yang menyala dan membakar jenggot, tapi ada saja pihak lain yang berusaha agar api tersebut tetap menyala. Hal ini pun dianggap wajar, lumrah atau biasa saja karena politik tak lepas dari trik atau taktik.

Saat ini konstelasi politik yang ada diasumsikan poros pertama sedang berada di atas angin karena elektabilitas Jokowi jauh di atas calon-calon lawannya, dan 5 parpol yang sudah menyatakan dukungan politiknya pun tetap solid, sementara poros kedua diisukan sedang mengalami perpecahan, serta poros ketiga masih belum jelas bentuknya.

Terkait isu ada pepecahan di kubu Prabowo atau poros kedua tadi dibantah oleh Fadli Zon. Tidak ada perpecahan antara Partai Gerindra dan PKS terkait capres yang akan diusung nanti. Masih tetap solid, dan akan terus melakukan komunikasi, kata Fadli Zon berusaha meyakinkan atau menepis isu tadi.

Isu yang mengatakan “Prabowo sudah basi” atau semacam itu, dan jika berhadapan dengan Jokowi pada Pilpres 2019 nanti diperkirakan pasti kalah, makanya perlu mengusung capres yang masih “segar”, misalnya Gatot Nurmantyo, menyebabkan ada sebagian pihak yang kebakaran jenggot, padahal isu itu tidak selalu benar.

Situasi saat ini poros pertama masih solid, poros kedua diasumsikan sedang bingung, dan poros ketiga yang belum jelas bentuknya masih menunggu “perjudian politik besar” terkait AHY, apakah masih dipaksakan untuk menjadi cawapres pada Pilpres 2019, atau sabar menunggu Pilpres 2024 dan maju sebagai capres.

Cukup menarik untuk menantikan aksi politik poros pertama atau kubu Jokowi yang sedang berada di atas angin ini. Santai saja menikmati hembusan angin di atas, atau melakukan manuver-manuver politik yang cenderung menekan kubu lawan.

Namun kalau mengikuti salah satu filsafat catur, pilihan kedua adalah pilihan yang terbaik. Jangan biarkan lawan berkembang, karena akan sulit dikalahkan nantinya.

Trik dan Problem Catur yang Sederhana Hari Ini:

chess.com
chess.com

  • Hitam yang giliran melangkah sedang menekan posisi hitam. Bisa dilihat dari posisi perwira-perwira putih yang semuanya berada di baris belakang.
  • Hitam pun menambah tekanannya lewat langkah seperti ini:
  • Bb3xe3!

chess.com
chess.com
  • Pertahanan putih pun berantakan.
  • Tak sempat lagi berkembang.

Gens Una Sumus.

*Artikel ini sebelumnya ditayangkan di Gonjreng.com, tapi tanpa TPCS (Trik dan Problem Catur yang Sederhana).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun