"Maaf ya, kalau pilkada lewat DPRD, satu orang bisa dapat 10 M, 20 M," kata Wanda Hamidah DI SINI.
Pernyataannya tersebut masih berkaitan dengan pilkada tidak langsung yang diusung oleh Koalisi Merah Putih, serta menyinggung masalah money politic.
Saya sempat tercenung. Masak sih sebesar itu jumlahnya?. Banyak banget. Memangnya berapa jumlah anggota DPRD itu?. Dikalikan 10 M, 20 M, uangnya dari mana?. Jumlah sebesar itu berlaku untuk semua DPRD atau DPRD DKI Jakarta saja?.
Mengingat Wanda Hamidah mantan anggota DPRD DKI Jakarta, maka saya mengambil kesimpulan sendiri. Saya pikir, tak perlulah saya jelaskan kesimpulannya itu, karena mudah saja, tidak sulit dan rumit.
Kemudian saya berpikir lagi. Apakah perlu saya bahas lebih lanjut masalah 10 M, 20 M ini?. Gak usahlah, mending saya bahas saat Wanda Hamidah tampil di sebuah acara stasiun televisi -Â kalau tak salah Metro TV- beberapa hari yang lalu bertepatan atau tak lama setelah Wanda dipecat dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Rangkuman singkatnya seperti ini:
- Wanda sedih, dipecat karena tidak sependapat dengan kebijakan partai.
- Partai politiknya mendukung Prabowo-Hatta, sementara Wanda malah mendukung Jokowi-JK.
- Menurut Wanda, pada pemilu 2009 ada pula elit PAN yang tidak sependapat dengan kebijakan partai - Wanda menyebut sebuah nama, saya lupa-, tapi tidak dipecat.
- PAN sudah berubah (masih menurut Wanda).
- Setelah dipecat, kau mau ke mana?.
Pertanyaan atau rangkuman terakhir itu ditanyakan oleh pembawa acara. Maksudnya setelah dipecat dari PAN, Wanda akan pindah atau masuk ke partai apa?. Kembali saya mengambil kesimpulan sendiri, pembawa acaranya penasaran.
Saya cukup penasaran  juga, tapi sebelum Wanda menjawab, pembawa acaranya mengatakan pertanyaan tersebut sebaiknya dijawab setelah iklan berikut ini.
Hilang penasaran saya.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H