Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi dan Hak Interpelasi

25 November 2014   22:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:52 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi bertanya sehubungan rencana anggota DPR dari Koalisi Merah Putih (KMP) yang ingin mengajukan hak interpelasi terkait kenaikan harga BBM bersubsidi beberapa hari yang lalu.

Pertanyaan Jokowi di hadapan wartawan seperti ini, “Berapa puluh kali kita naikkan (harga) BBM, apa pernah yang namanya interpelasi itu?”, kemudian Jokowi menambahkan DI SINI, “Apa pernah? Saya tanya apa pernah interpelasi itu?”.

Di balik pertanyaan Jokowi tersebut, saya menduga kemana arah dan tujuannya. Jika hak interpelasi itu terwujud, maka benarlah bahwa:

  • KMP cenderung belum bisa move on.
  • Masih menyimpan dendam politik.
  • Kekalahan pada Pilpres 2014 yang lalu belum bisa diterima.
  • Berlebihan, seperti sindiran seorang pengamat politik, “Kerja saja belum jelas hasilnya, tapi sudah mengajukan hak interpelasi”.
  • Menguatkan pernyataan mantan Presiden Gus Dur (alm), DPR itu seperti taman kanak-kanak.

Serangan balik atau tangkisan  dari kubu KMP terhadap dugaan di atas tadi menurut pendapat saya kira-kira seperti ini:

  • Hak interpelasi adalah hak anggota DPR sesuai undang-undang.
  • Melaksanakan fungsi kontrol terhadap pemerintah.
  • Hak interpelasi pada dasarnya sekadar bertanya, ya pemerintah tinggal jawab saja, tak perlu dipolemikkan, gitu aja kok repot.
  • Dinamika politik di negara demokrasi, sebaiknya jangan terlalu besar curiga.
  • Jika sebelumnya anggota DPR tidak pernah mengajukan hak interpelasi terhadap kenaikan harga BBM, selalu ada yang pertama untuk semua hal, dan kebetulan yang pertama itu terjadi saat ini.

Setelah saya renungkan sejenak kemungkinan adanya maksud yang terselubung di balik pernyataan Jokowi di atas tadi dan kemungkinan tangkisan politik dari kubu KMP, maka saya berkesimpulan tidak ada yang luar biasa. Whoaaah...ngantuk!.

Trik dan Problem Catur yang Sederhana Hari Ini:

14168969241978690395
14168969241978690395
  • Putih giliran melangkah, dan hitam mati dalam dua langkah.
  • Hah?. Dua langkah?. Biasa saja, tidak ada yang luar biasa seperti halnya kemungkinan adanya maksud yang terselubung di balik ucapan Jokowi dan tangkisan politik KMP terkait hak interpelasi di atas tadi.
  • Caranya?.
  • Mh1-e4!

14168969642076231776
14168969642076231776
Gens Una Sumus

sumber gambar

Jokowi Dikecam

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun