Mohon tunggu...
A Jul
A Jul Mohon Tunggu... Guru Yoga -

Ah, masa?

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tidak Tepat Kalau Tuduhannya Penodaan Agama

25 Januari 2017   10:23 Diperbarui: 25 Januari 2017   10:32 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="foto: vivadotcodotid"]

[/caption]

Coba perhatikan kalimat yang disampaikan oleh Bu Mega inj, "..pemahaman terhadap AGAMA dan keyakinan sebagai bentuk kesosialan pun dihancurkan, bahkan dimusnahkan. Selain itu, demokrasi dan keberagaman dalam IDEOLOGI tertutup tidak ditolelir karena kepatuhan total masyarakat menjadi tujuan."

Sudah diperhatikan,belum? :) Jelas di dalam kalimat itu tidak ada sama sekali pernyataan negatif, miring atau yang bisa dianggap salah perihal agama. Yang Bu Mega kritisi disitu itu adalah tentang "ideologi tertutup"

Agama kan bukan dan tidak bisa disamakan dengan ideologi, toh? Apalagi dapat disamakan atau bahkan dinilai sebagai ideologi tertutup. 

Alih-alih mengkritisi secara negatif ajaran keagamaan, dalam kalimatnya itu Bu Mega justru seperti sedang merasakan suatu keprihatinan atas efek negatif ideologi tertutup. Dan seolah-olah secara implisit menyatakan ajaran agama lah yang justru menjadi korban dari ideologi tertutup. 

Nih kalimat pernyataannya, ""...pemahaman terhadap agama dan keyakinan sebagai bentuk kesosialan pun dihancurkan, bahkan dimusnahkan."

Jelas disitu, di dalam kalimat pernyataannya itu bahwa yang dijadikan soal bukan agama, tapi ideologi tertutup.

Di dalam kalimat pernyataan berikutnya pun, soal ideologi tertutup itu juga yang Bu Mega sampaikan. Bukan soal agama. 

Perhatikan kalimat ini, "..mereka benar-benar antikebhinnekaan kita. Para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan diri mereka para peramal masa depan mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa datang termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, padahal mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya,"

sudah diperhatikan betul-betul? :) Disitu tidak ada kalimat "para pemimpin agama". Yang ada hanya kalimat "para pemimpin yang menganut ideologi tertutup". 

Dan kalimat "peramal masa depan" disana itu ya jelas berkaitan atau menjadi satu konteks dengan kalimat "para pemimpin ideologi tertutup" yang ada di depannya. 

Perhatikan lagi baik-baik dan dengan seksama. Adakah disana kata "agama" atau kalimat "para pemimpin agama"? :) Tidak ada toh? :)

Kalau dituduh penodaan agama ya jadinya tidak pas lah. Kecuali bermaksud menyamakan agama sebagai ideologi tertutup. 

Sekian dulu ah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun