Mohon tunggu...
A Jul
A Jul Mohon Tunggu... Guru Yoga -

Ah, masa?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perkosaan Berjamaah

11 Mei 2016   18:55 Diperbarui: 11 Mei 2016   19:18 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gamvar: timesofindiadotindiatimesdotcom"][/caption]

Baru-baru ini ramai berita tentang 14 anak remaja yang memperkosa seorang anak remaja putri hingga tewas. Yang terbaru, muncul lagi berita pemerkosaan atas seorang gadis yang dilakukan oleh 15 orang. Yang terakhir ini korbannya tidak sampai meninggal. Dan ternyata, kejadiannya sudah lama. Pada sekitar bulan Januari lalu. Namun belum diproses oleh pihak kepolisian. 

Kenapa orang-orang (mereka) itu melakukan perkosaan berjamaah seperti itu? Apakah betul karena efek tuak dan miras? Kalau saya tidak melihat itu tuak dan miras sebagai penyebabnya. Karena tuak dan miras yang diminum oleh mereka itu tidak sampai menghilangkan seluruh kesadaran para pelaku itu kok. Kalau sudah mabuk berat mana kepikiran untuk menyembunyikan korban perkosaannya sedemikian rupa. Hanya orang yang tidak sedang mabuk berat yang suka masih kepikiran untuk sembunyi-sembunyi. Saya tahu keadaan mabuk dan tidak mabuk itu bagaimana karena saya juga pernah coba mencicipi tuak dan miras :) Tapi kalau saya sih tidak sampai mabuk lah :) 

Saya sih curiga, kejadian itu sudah direncanakan sebelum-sebelumnya. Bukan merupakan kejadian spontan.

Sekarang ini, siapa pun bisa dengan mudah  mengakses segala macam informasi dari internet. Keterbukaan informasi di internet ini ikut memicu cepatnya proses pendewasaan. Anak kecil saja bisa jadi terkesan seperti anak remaja. Nyanyi-nyanyi lagu cinta-cintaan segala :) Apa yang dilihat di internet bisa memicu yang mengaksesnya merasa "terinpirasi" untuk makin memgetahui segala sesuatu lebih dalam dan kemudian mencoba atau mempraktekannya dengan perbuatan fisiknya. 

Sebab berikutnya adalah efek kumpul-kumpul atau nge-genk. Siapa pun akan menjadi lebih berani untuk melakukan sesuatu apabila dilakukan secara bersama-sama dengan orang lain. Bahkan seorang yang biasanya penakut atau pengecut pun bisa ngedadak jadi seperti orang pemberani kalau sedang bersama gerombolannya atau genknya. Keberaniannya bisa meningkatkan beberapa kali lipat daripada yang biasanya. 

Nah, efek negatif internet dan efek negatif bergerombol itu lebih bisa dijadikan faktor pemicu terjadinya perkosaan berjamaah (gang rape) seperti dalam kedua kasus itu. 

Eh, ada yang hampir kelewatan satu lagi :) Yaitu adanya tempat dan waktu yang memungkinkan bagi gerombolan atau genk pelaku untuk dapat melakukan aksi perkosaan berjamaahnya itu tanpa akan terpergoki oleh siapa pun. Kamar hotel atau penginapan dan tempat-tempat sepi yang jauh dari keramaian atau permukiman adalah tempat-tempat yang potensial dijadikan tempat untuk melakukan aksi-aksi semacam itu. 

Nah kalau untuk soal ininya, saya belum pernah coba loh ya :)) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun