Mohon tunggu...
Muhammad Zidan
Muhammad Zidan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sang penari pena

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Islam, Kristen, dan Yudaisme (Yahudi) Mana yang Benar?

8 Agustus 2022   13:49 Diperbarui: 8 Agustus 2022   14:55 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Disisi lain, kemudian Allah menjadikan "Yesaya" atau "Yudas" agar menyerupai Nabi Isa As. dan akhirnya ditemukan dan disalib oleh Raja Herodes dan Para Prajuritnya. Dan fenomena yang berbau fakta pada saat ini dan atau mungkin sejak masa awal adanya "Umat Kristen" adalah meyakini yang disalib tersebut adalah benar Isa Al Masih.

Begitupula "Yahweh" atau Tuhannya agama Yahudi. Mungkin secara logika semu, ada beberapa orang yang akan berfikiran bahwa sebenarnya kata "Yahweh" itu mirip dengan pengucapan kata "Allah". Namun para pemeluk agama yahudi selalu mengecam banyak argumen yang isi nya menyamakan "Yahweh" dengan "Allah".

Sayu waktu berjalan, kemudian lahirlah Nabi termulia, Nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad Saw. Yang kita semua tahu bahwa beliaulah pemimpin nya para Nabi dan Rasul. Beliau dimukjizatkan sebuah kitab suci yang bernama "Al Qur'an" yang menjadi pedoman bagi Umat Islam. Beliau dan juga Kitab suci Al Qur'an sering disebut sebagai "penyempurna". Karena ada beberapa atau mungkin banyak hal yang baru terdefinisikan secara jelas dan nyata di dalam Al Qur'an (yang kemudian semua isi dan pemaknaanya disampaikan secara sempurna oleh Nabi Muhammad Saw). Salah satu nya, yakni pemahaman tentang "siapakah sebernanya tuhan yang dimaksud". Semua rahasia rahasia besar yang banyak tidak diketahui oleh semua orang, semua nya terpanpang jelas dan ada pada diri Nabi Muhammad saw. Maka dari itulah beliau bersama Al Qur'an bisa disebut sebagai "penyempurna sesuatu yang belum sempurna".

Dalam islam itu sendiri, sangat dikecam perbuatan intoleran terhadap agama lain. Yang mana kita tahu hal itu tercantum jelas dalam Al Qur'an yakni Surah Al-Kafirun. Ada beberapa pertanyaan dari orang non islam tentang "mengapa orang non islam diberi label agak kasar oleh orang islam, mengapa sebutan kami adalah Kafir?". Pemaknaan kata dan kalimat yang akan nantinya terlihat apakah itu kasar atau halus adalah salah satu nya kapasitas ruang terima dari lawan bicara. Kata "Kafir" sendiri adalah langsung berasal dari Allah Swt. Yang tertuang dalam firman nya di Al Qur'an, yang mana sama sekali tidak ada campur aduk atau campur tangan manusia. "Kafir" sendiri sebenarnya memiliki makna yakni "orang yang tidak beriman" konteks beriman disini adalah iman kepada "Allah" sebagai "tuhan yang esa" dan hal tersebut adalah keyakinan dalam agama islam. Setiap orang yang merasa bahwa ia adalah orang yang "beriman" namun iman nya bukan lah kepada Allah swt. Maka sehakikinya tetap bahwa dalam sudut pandang islam ia adalah "kafir". Mungkin, jika struktural ajaran disetiap agama sedikit mirip maka mungkin saja Umat Islam disebut "kafir" juga oleh Umat Lain.

Lalu "manakah kepercayaan (agama) yang benar?"... sudah seyogya nya setiap penganut atau pemeluk agama baik Islam, Kristen dan atau Yudaisme pasti akan mendeklarasikan bahwa agama nya lah yang benar. Jika berlandaskan pada hal tersebut, maka sangat mustahil menemukan jawaban yang relevan, namun bukan berarti bahwa hal tersebut adalah salah. Karena, faktanya memang pertanyaan tersebut sangat menyangkut tentang "stratifikasi kepercayaan dan keyakinan". Pada dasar nya, dalam mengetahui apa apa tentang konteks kata "benar" adalah salah satu nya "mendalami teori asal" serta "persepsi & keyakinan". Membahas maksud dari teori asal, maka yang berkaitan adalah semua argumen dan fakta tentang Tuhan itu siapa, dimana tuhan berada, kapan tuhan menciptakan semuanya, dan apa tujuan tuhan menciptakan ini semua (termasuk agama). Kita semua akan sangat kesulitan menjawab nya, karena mungkin memang ada beberapa hal tersebut yang sudah terjawab dalam beberapa aspek ajaran agama, namun jawaban pasti dan yang memiliki sifat konkret hanyalah diketahui oleh "tuhan" itu sendiri. Membahas tentang agama, memang sangat erat dengan pembahasan tentang "tuhan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun