Mohon tunggu...
ajuanggie
ajuanggie Mohon Tunggu... Lainnya - human being

Tak berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nikmat "Bermain" dengan Barbie

26 Februari 2021   22:48 Diperbarui: 26 Februari 2021   23:04 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu kecil, boneka Barbie menjadi salah satu mainan paling kusukai. Aku ingat pertama kali, Mama membelinya untuk hadiah ulang tahunku.

Sampai aku beranjak dewasa, Barbie itu masih aman dan terkendali di kamarku :)

Banyak sekali baju dan sepatu yang kubeli hanya untuk mempercantik boneka Barbieku ini.

Namun entah mengapa, sejak kecil tak pernah terlintas sedikitpun dikepalaku, untuk hidup layaknya boneka itu.

Barbie, dengan bentuk tubuh yang hampir sempurna, rambut tebal yang lebat dan dengan segala kehidupan tidak nyatanya.

Kini, 

saat kepalaku pening dengan realita kehidupan dan butuh penyegaran, lantas terlihat sering di laman media sosialku, sesosok wanita yang dengan mantap menyebut dirinya "Barbie", dengan segala kecantikan dan kesempurnaan (kata dia). 

Tak perlu kusebut nama lengkapnya.. Tentu hanya dia seorang :)

Awalnya aku memaki dalam hati : " Gila nih cewek!", sambil geleng kepala.

Lalu mulut seraya mencibir, mencela dan mencela dan mencela.

Lama lalu aku mulai menyadari sesuatu!

Otak dikepala kopongku ini, mulai bereaksi setiap melihat ulah si "Barbie" ini. 

Cara pandangku mulai berbeda, seperti saat pertama lihat wanita ini.

Kawan, sebenernya tidak ada yang salah dari pencitraan yang dia lakukan. 

Dari sosok yang ingin dia tampilkan, layaknya boneka Barbie yang cantik nan sempurna.

Ternyata semua sah saja menurutku. 

Setiap orang layak saja menyajikan apapun bentuk dan citra dirinya agar nampak indah di muka umum.

Silahkan saja tampilkan yang terbaik versi dirimu!

"Tapi cara yang dia lakukan aneh. Kaya orang gila!", begitu sebagian mulut bicara yang kudengar

Mari, coba kita lihat kebelakang.

Mungkin saja, "Barbie" ini dahulu kala, hampir tak tersentuh manisnya pujian tulus ataupun buaian manja dari orang disekitarnya.

Atau bisa saja, bahkan kasih sayang dan perhatian tidak dia dapatkan dulu. 

Terlebih, melihat kisahnya dulu. Konon katanya, dulu dia sering mendapatkan bullyan, hanya karena bentuk tubuhnya.

Padahal menurut kacamataku, aku lebih suka melihat sosok dia yang dulu dengan nyata tanpa penuh tipuan seperti sekarang.

Satu lagi, sekarang ini ramai beredar di media sosial, celotehannya "Karena aku terlalu cantik, ya. Kalau untuk ukuran orang Indonesia, aku termasuk sangat cantik!", begitu dia berucap

Baiklah, begini menurut otakku yang kopong ini....

Sungguh, sekarang ini aku tak heran mengapa dia menyebut dirinya sebagai wanita yang sangat cantik di Indonesia.

Menurut asumsi pribadiku, dia secara total dan sadar betul, sengaja melakukan itu hanya untuk mendapatkan secuil perhatian!

"Barbie" ini tidak bodoh, justru dia pandai memainkan mata publik, sampai akhirnya publik menertawainya dan menghujat.

Nah, itulah yang dia cari. HUJATAN!

Kurasa, para psikolog sepertinya tak perlu repot mendeteksi kelainan jiwa pada diri si 'Barbie" ini. 

"Bodoh banget sih!", sebagian orang bilang begitu.

Oh tentu tidak, 

justru dia pandai bagaimana mempertahankan "dunia"nya  di dunia hiburan, yaitu HIDUP DENGAN HUJATAN!

Ingat kan, kita seringkali mendengar para pemberi hiburan mengatakan bahwa "Mana karya lo. Jangan cuma sensasi biar hidup lo lebih bergengsi!"

Yup, itu betul sekali. Kita perlu menghasilkan karya pada hidup kita. 

Kemudian untuk 'Barbie"?

mungkin karya yang dia ciptakan memang dengan menghasilkan sesuatu yang justru akan penuh hujatan,

alias "karya" kenarsisan dan cenderung tak sadar diri!

Mungkin itu memang karya yang mau dia sajikan!

Jadi, 

tak perlu emosi dan menambah banyak guratan dosa di hati, hanya karena menanggapi "Barbie" ini.

Biarkan dia "berkarya" melalui caranya. Dan kita tak perlu repot mencari kata untuk menghujat.

Lagi-lagi, ini semua hanya sekedar asumsi dari otak kopongku, yang pasti akan berbeda dengan pendapat lain.

Aku pribadi, tak pernah heran dengan si "Barbie" ini.

Aku anggap saja dia sedang mencoba bermain dengan emosi dan pandanganku melalui "kegilaan" dirinya.

Sayang saja... aku tak terkecoh :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun