Kita pun tahu, pada tahun kelahiran Hayam Wuruk, 1334 M,  Gajah Mada, sebagai seorang Patih Majapahit yang baru saja dilantik  mengucapkan sumpah yang kemudian terkenal sebagai Sumpah Palapa  yaitu tekad  hendak menyatukan Nusantara di bawah Majapahit. Apa yang menjadi landasan Sumpah Palapa? Apakah hanya sekadar program politik Majapahit untuk memperluas wilayah kekuasaan?
Setidaknya, kalau kita membaca peristiwa-peristiwa sejarah sebelum Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa, politik Nusantara dihadapkan pada politik penaklukan Kekaisaran Mongol yang berjubah China yaitu Khubilai Khan, pendiri Dinasti Yuan. Itulah yang dihadapi secara langsung oleh Kertanagara, Raja Singhasari. Kertanagara pun mulai bersiap menghadapi penyerangan Mongol dengan mengirimkan bala tentara melalui ekspedisi Pamalayu  agar bisa mencegah bala tentara Mongol memasuki perairan Jawa dan menjalin persekutuan dengan negara-negara Asia Tenggara seperti Champa yang menolak tunduk pada Kekaisaran Mongol.
Dengan begitu Kertanagara mempunyai visi politik menyatukan Nusantara sebagai persiapan  menghadapi kekuatan super power pada waktu itu: Kekaisaran Mongol. Sayang sekali, Singhasari di bawah kuasa Kertanagara yang sudah bersiap itu tidak mendapatkan kesempatan untuk menghadapi bala tentara Mongol. Kertanagara dijatuhkan dan Singhasari pun tamat. Tetapi jelas bagi kita, visi Kertanagara tidak pernah tamat dan berakhir. Di bawah Raja Putri: Tribhhuwana Tunggadewi, yang juga adalah cucu Kertanagara; dan Mahapatih Gajah Mada,  visi Kertanagara itu semakin dikukuhkan dengan Sumpah Palapa.
Republik Indonesia yang masih dalam perjalanan: yang seharusnya terus mendaki menuju puncak, Â lihatlah pada Kecerdasan, Keberanian dan visi Kertanagara dan penerusnya daripada terus berada dalam situasi "Paregreg" mengobarkan kebencian sesama bangsa atas nama SARA: Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan yang terbukti memperlemah Majapahit.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI