Mohon tunggu...
AJ Susmana
AJ Susmana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

AJ Susmana, dilahirkan di Klaten. Dapat dihubungi via Email ajsusmana@yahoo.com Selain menulis, berbagai isu sosial, budaya dan politik, juga "menulis" lagu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Drupadi

5 Februari 2023   22:16 Diperbarui: 5 Februari 2023   22:30 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika aku ingin menangis

Aku tak ingin menangis di depanmu

Apakah aku tampak seperti perempuan murahan?

Yang menjajakan diri di jalanan, taman-taman dan alun-alun kota?

Setan apa yang ada di otakmu

Hingga kau jadikan aku barang taruhan?

Jika aku ingin menangis

Aku tak ingin menangis di depanmu

Begitu dinginkah hatimu

Dan kering air matamu?

Melihat aku ditelanjangi di depan umum?

Orang-orang tertawa mesum dengan wajah-wajah birahi

Kamu, yang kupikir mencintaiku

Dan kurelakan tubuh telanjangku untuk malam-malammu

Hanya membisu

Membuang muka

Oh para dewa, mengapa kamu kirimkan lelaki

Yang membisu ketika perempuannya dipermalukan?

Dan aku melihat perempuan-perempuan menutup mata dan muka

Ketika melihatku ditelanjangi beramai-ramai di alun-alun kota

Mungkinkah mereka mengalami kehinaan seperti diriku?

Ditelanjangi tanpa kerelaan diri?

Kekasihku?

Apakah aku tampak seperti perempuan murahan?

Hingga ada lelaki yang tak ragu menyeret rambutku

Menjamah tubuhku?

Dan kamu?

Membisu?

Adakah yang salah dalam diriku?

Ada memang lelaki yang kutolak cintanya karena alasan orang tuaku

Dia bukan dari golongan bangsawan

tapi tak pernah ia kecewa dan dendam kepadaku

menerima nasib dan takdirnya: lahir bukan dari rahim bangsawan

Apakah karena penolakan itu...aku kini menerima balasan?

Ditelanjangi di depan mata para lelaki yang bernafsu

Dan suamiku membisu tak bergerak?

Jika aku ingin menangis

Aku tak ingin menangis di depanmu

Aku, Drupadi yang kehilangan cinta dan perlindungan

Kemana aku harus mencari?

Di jalanan kota lebih tak aman

Perempuan-perempuan miskin

Dipaksa menari telanjang tanpa upah layak

Cuma cukup untuk makan

agar esok malam cukup kuat menari telanjang lagi

dan lagi sepanjang hidup sampai pada kematian menjemput

Dan mereka yang terpaksa dan dipaksa menjual tubuhnya

Antri ditelanjangi lelaki-lelaki kawan berjudi lelakiku

Oh para dewa kemana aku harus pergi?

Seluruh mata di kota memalingkan muka kepadaku

Dan lelaki yang telah membikin aku murahan

Membisu tanpa daya dalam kekosongan

Jika aku ingin menangis

Aku tak ingin menangis di depanmu

Lelaki yang telah membikin aku murahan

Seperti mereka, para perempuan yang dihinakan di kotaku

aku membisu dalam dendam tak berkesudahan

dalam kamar-kamar kesendirian

sampai fajar menyingsing

Lelakiku! Lelakiku!

Air mata ini terlalu mahal untuk ditumpahkan di depanmu

Aku, Drupadi yang kehilangan cinta dan perlindungan

Kemana aku harus mencari?

Tentu tidak kepadamu

Jakarta, 10 Februari 2008

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun