Mohon tunggu...
Ajrin Hasan Firdaus
Ajrin Hasan Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

The quiet rebel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Taman Baru Monumen Perjuangan Bandung Tuai Pro dan Kontra

9 Desember 2023   18:10 Diperbarui: 9 Desember 2023   18:27 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taman Baru Monumen Perjuangan Bandung Tuai Pro dan Kontr

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) yang terletak di Jl. Wirayuda Timur No.225, Lebakgede, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132, sudah mencapai tahap akhir dalam pembaruan sejumlah fasilitas umum.

Taman Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) sejak zaman pandemi sudah mulai direvitalisasi, dimana adanya Pembangunan monument untuk mengenang dan menghargai tenaga kesehatan yang gugur selama pandemi covid-19.

Revitalisasi terus dilakukan secara bertahap hingga menjadi fasilitas umum yang lengkap, mulai dari penambahan Griya Kriya dan Festival Plaza Seperti dibangunnya panggung teater serta taman bermain.

Fasilitas baru yang tersedia terdiri dari area santai, panggung teatrikal dan taman bermain yang dilengkapi dengan beberapa permainan anak seperti ayunan, perosotan dan bangku hingga adanya rumput elastis.

Namun, wajah baru dari Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) mengakibatkan antusias yang berlebih atau FOMO (Fear Of Missing Out) dari masyarakat kota Bandung, Kawasan taman Monju yang belum diresmikan sudah lebih dulu ramai didatangi oleh Masyarakat karena sebelumnya sempat viral di media sosial.

Dari video yang beredar di media sosial tepatnya di twitter @txtdaribandung, para Masyarakat yang datang ke kawasan taman Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) tersebut membludak dan menerobos masuk ke area yang belum dibuka untuk Masyarakat atau umum, selain itu banyaknya anak-anak yang menggunakan fasilitas permainan di area tersebut dan membuka segel atau plastik yang sebelumnya masih menempel permainan tersebut.

Akibat dari hal tersebut, banyak sekali Masyarakat yang tidak bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan dikawasan taman Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) seperti banyaknya sampah-sampah berserakan di sekitar taman sebab belum tersedianya tempat sampah yang membuat area baru taman Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) tersebut tiba-tiba menjadi tidak terkondisikan.

Taman taman Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) memiliki area yang cukup luas, area inti dari bangunan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat sendiri seluas 72.040 m2. Dan luas bangunan intinya seluas 2.143 m2.

Di area depan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat terdapat taman yang luas membentang hingga ke Jalan Surapati yang bersebrangan dengan taman Gasibu dan Gedung Sate. Taman tersebutlah yang mengalami revitalisasi.

Area tersebut ini selalu ramai didatangi Masyarakat untuk olahraga di pagi dan sore hari, atau kulineran di malam hari dengan banyaknya tenda-tenda makanan dan biasanya di hari minggu pagi area Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) juga dipadati dengan adanya pasar kaget, yang buka setiap hari minggu sehingga warga Bandung dan sekitarnya bisa beramai-ramai atau berbondong-bondong datang untuk berbelanja atau menikmati akhir pekan di pasar yang terkenal murah tersebut.

Setelah beredarnya video maupun berita tentang taman Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) ini menuai beberapa tanggapan pro dan kontra dari beberapa masyarakat dan netizen di Indonesia

Contohnya saya mengutip hasil dari komentar yang ada di media sosial X dari akun @txtdaribandung dan media sosial Instagram dari akun @infobdgcom

Banyak yang menyayangkan kelakuan Masyarakat  setempat yang tidak merawat bersama fasilitas umum yang ada. Terlebih, fasilitas tersebut masih baru dan belum dibuka untuk umum.

"Kalo buka taman di bandung mah harus ada polisi atau satpam soalnya kesadaran sdmnya tidak bisa diharapkan"

"Yg komen "harusnya ada yg jaga"
Please atuhlah, piraku kitu wae. Hal yg basic buang sampah pada tempatnya mah. Kesadaran msg2 weh, Bukan karna ada yg jaga atau engga, da kebersihan mah demi bareng2".

Komentar dari beberapa netizen di media sosial Instagram yang ada di akun @infobdgcom

Selain itu ada juga komentar dari netizen terkait berita ini di media sosial X

"Hmm euweuh tempat sampah, jaba barala kitu, awas weh mun ditambah tukang ngamen jeung teteh2 (tugas kuliah)".

Dari beberapa komentar yang ada di media sosial ada yang pro dan ada yang kontra, untuk itu saya ingin mengetahui tanggapan langsung di tempat atau di area Kawasan taman Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) terkait maraknya berita tentang warga yang membludak dan menerobos masuk padahal belum resmi di buka dan banyaknya sampah yang berserakan serta penggunaan fasilitas yang seharusnya tidak digunakan terlebih dahulu sebelum taman Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) ini di resmikan oleh pemerintah yang berwenang

Saya mewawancarai salah satu pengunjung dan beberapa pedagang yang berjualan di area taman Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju)

Saya menanyakan "Bagaimana tanggapan kamu setelah mengetahui atau melihat di media sosial atau melihat secara langsung

tentang berita taman Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju) yang belum diresmikan akan tetapi banyak Masyarakat yang membludak dan menerobos serta menggunakan fasilitas yang belum digunakan dan banyaknya sampah yang berserakan di area taman Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju).

Kalo kata Kiran, mahasiswa asal bandung, "jika suatu tempat belum resmi dibuka, seharusnya pemerintah menutupnya sementara atau memastikan adanya pengamanan oleh petugas keamanan hingga tempat tersebut benar-benar diresmikan untuk umum. Kemudian, setiap individu dalam masyarakat seharusnya mengetahui tempat yang tepat untuk membuang sampahnya dan tidak sembarangan. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat agar fasilitas umum dapat terjaga dengan baik, terutama karena kondisi ini masih baru dan rentan terhadap kerusakan jika tidak diawasi dengan baik".

Pendapat dari pedagang cimol, Pak Agus "Sebagai pedagang di sekitar taman saya sangat khawatir dengan kerusakan fasilitas dan tidak ada kesadaran dari Masyarakat untuk membuang samapah yang terus terjadi. Kami di sini berusaha berjualan dengan baik, tetapi tindakan sembrono atau kurang bagus mungkin ya dari beberapa pengunjung telah menyebabkan kerusakan yang menimbulkan kerugian bagi semua pihak

Dan menurut saya aja sih ini mah ya kita semua harus merasa perlu ikut serta dalam upaya menjaga kelestarian taman ini agar dapat dinikmati oleh semua."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun