Mohon tunggu...
Ajrin Hasan Firdaus
Ajrin Hasan Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

The quiet rebel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semangka, Kebaikan Hati dan Persatuan: Memenangkan Pertarungan Melawan Fitnah

3 November 2023   16:48 Diperbarui: 3 November 2023   16:51 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh lahan-lahan subur yang dipenuhi dengan perkebunan  semangka, hiduplah sebuah masyarakat yang damai dan bahagia. Setiap pagi, petani-petani atau pekerja kebun mereka bangun dengan semangat menggarap lahan-lahan mereka, menanam bibit-bibit semangka, dan merawatnya dengan penuh kasih saying sehingga menghasilkan hasil panen yang memuaskan. Desa ini terkenal karena semangka mereka yang manis dan lezat yang selalu menjadi incaran di pasar-pasar sekitar.

Namun, kedamaian itu terganggu ketika kabar tentang seorang preman yang mengganggu salah satu warga desa sekitar dan memperdaya warga desa dengan ancaman dan kekerasan demi keuntungan pribadinya. Seorang preman bernama Joni kerap kali meneror para warga desa sekitar dan petani-petani yang bekerja dengan keras, meminta 'perlindungan' dengan imbalan uang. Sehingga ancaman dan intimidasi mereka membuat para petani merasa takut dan resah.

Salah satu sasaran dari preman bernama Joni adalah pemilik lahan perkebunan semangka yang bernam Pak Heru, yang telah lama menjadi incarannya dengan cara menghasut para warga sekitar dengan berbagai fitnah atau omongan yang tidak benar kepada Pak Heru.

Salah satu pemilik lahan perkebunan semangka, Pak Heru, merupakan seorang pria baik hati dan dermawan. Namun, desas-desus yang dihembuskan oleh Joni membuatnya terlihat sebagai sosok yang kejam dan tidak manusiawi di mata warga. Joni dengan sengaja menyebarkan berita palsu yang membuat warga terprovokasi dan membenci Pak Heru, menyebabkan kerugian besar pada perkebunan semangka milik Pak Heru

Pak Heru, meskipun dihujani fitnah, tetap tenang dan tidak membalas kebencian dengan kebencian. Sebaliknya, dia menunjukkan sifatnya yang baik dengan tetap memberikan sedekah kepada para warga, membantu mereka tanpa pamrih, dan terus bekerja dengan penuh dedikasi di kebun semangkanya.

Sikap baik Pak Heru akhirnya mulai mempengaruhi para warga. Mereka menyadari bahwa fitnah yang dihembusakan oleh Joni tidak beralasan dan mulai mempertanyakan kebenaran informasi yang mereka terima.

Di desa tersebut terdapat salah satu pemilik kebun semangka selain Pak Heru yaitu Pak Agus, yang dari awal sebenarnya sudah tahu bahwa Preman Joni ini memang melakukan fitnah terhadap Pak Heru. Pak Agus mulai memutuskan untuk mengumpulkan para petani lainnya, dan bersama-sama mereka merencanakan strategi untuk mengusir preman Joni tersebut dari desa mereka.

Mereka membuat keputusan untuk tidak membayar uang tebusan kepada preman Joni. Sebaliknya, mereka bekerja sama, merancang jadwal jaga bersama untuk menjaga keamanan di lahan-lahan mereka. Mereka juga meminta bantuan kepada pihak berwenang dan tokoh-tokoh terkait agar mereka dapat menyelesaikan masalah ini dengan cara yang tepat.

Melalui semangat gotong-royong dan keberanian yang mereka tunjukkan, akhirnya preman Joni merasa tertekan.

Karena merasa tertekan dan para warga mulai tidak percaya terhadap Joni, Joni semakin terasing karena sifat jahatnya terbongkar di hadapan semua orang.

Ketika kebenaran tentang Pak Heru terungkap, para warga merasa menyesal telah terjerumus dalam permainan kebohongan Joni. Mereka berkumpul dan memutuskan untuk menghukum preman bernama Joni atas perbuatannya yang meresahkan seluruh desa.

Seiring waktu, Joni menghilang dari desa. Tindakannya yang memfitnah dan menyebabkan kerugian besar bagi Pak Heru sebagai salah satu pemilik kebun semangka telah menghancurkan reputasinya di mata warga. Pak Heru, dengan hati yang tulus, memaafkan semua orang yang pernah terlibat dalam penyebaran fitnah, serta terus menunjukkan kebaikan hatinya kepada semua warga desa.

Kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi semua orang di desa tersebut. Mereka belajar untuk tidak mudah terpengaruh fitnah dan bahwa sikap baik akan selalu mengalahkan kebencian dan kejahatan. Lahan-Lahan kebun semangka pun kembali berkembang dengan subur, sementara kedamaian dan persahabatan di antara warga desa semakin kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun