Pertanian industrial atau biasa kita kenal dengan agroindustri sangat marak di lakukukan di indonesia. Karena indonesia memiliki potensi yang sangat besar di bidang agroindustri yang di dukung dengan tanah yang begitu subur. Agroindustri adalah suatu kegiatan manusia yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai baku, merancang dan enyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.Â
Agroindustri ini pertama kali secara eksplisit diungkapkan oleh Austin pada tahun 1981. Agroindustri ini merupakan sebuah kegiatan yang saling berkaitan atau terinterelasi mulai dari produksi, pengolahan, pengangkutan,penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribuso produk pertanian.
Suatu industri digolongkan menjadi beberapa kategori, salah satunya adalah industri yang bedasarkan atas proses produksinya dimana dibagi menjadi 2 yaitu industri hulu dan industri hilir.
Industri hulu merupakan suatu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi. Industri hulu ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan lainnya. Kemudian industri hilir adalah suatu industri yang mengolah bahan setengah jadi menjadi bahan jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau digunakan oleh konsumen.
Namun terdapat kendala dalam pengembangan agroindusri di indonesia yaitu kemampuan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam mengolah produk yang masih rendah. Hal ini dapat kita lihat dengan besarnya komoditas pertanian yang diekspor yaitu barang mentah sebesar 71-75% dari jumlah ekspor pertanian indonesia. Dengan itu kita dapat menyimpulkan bahwa hanya sekitar 25-29% saja produk pertanian indonesia yang diekspor dalam bentuk olahan.
Salah satu produk agroindustri yang sedang berkembang saat ini adalah industri gula aren. Gula aren berbeda dengan gula-gula lainnya. Gula aren merupakan jenis gula yang berasal dari nira aren atau sejenis dengan pohon kolang kaling. Penghasil gula aren terbesar terdapat di kabupaten lebak yang berada di provinsi banten. Menurut RTRW kabupaten lebak tahun 2014- 2034 terdapat 27 kecamatan yang diperuntukan untuk lahan perkebunan dengan luas sebesar 56.495 hektar.
Di kabupaten lebak ini ada 2 jenis pengolahan gula aren yaitu secara tradisional dan juga secara modern seperti yang terlihat didalam gambar
Jika kita bandingkan dengan teori klasik yaitu teori von Thunen yang dikenal sejak abad ke 19. Dimana dalam teori tersebut menerangkan mengenai pertanian yang berkembang disekitar wilayah perkotaan yang merupakan pusat distribusi produk pertanian tersebut dan juga membahas mengenai jarak lokasi pertanian dengan pusat perkotaan. Sehingga dengan kata lain jika suatu wilayah produksi pertanian tersebut dekat dengan kota maka harga untuk komoditi barang tersebut akan semakin murah begitu pula sebaliknya jika letaknya jauh dengan kota maka akan semakin mahal juga harga komoditi barang tersebut. Produksi gula aren di kabupaten lebak ini bisa dibilang tidak terlalu jauh dari pusat kota yaitu jakarta sekitar 3-4 jam perjalanan darat melalui tol sehingga harga barang bisa menjadi lebih murah.
Mereka juga memasarkan komoditi gula aren ini dengan mengikuti kegiatan pameran yang ada di kota dengan melakukan pengemasan yang bagus dan menarik dan juga mereka menawarkan kepada perusahaan perusahaan besar agar membeli produk mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H