Literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media. Fokus utamanya berkaitan dengan isi pesan media. Dasar dari media literasi adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi di kalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih program yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada.
Informasi yang faktual dengan data-data yang bisa dipertanggungjawabkan cenderung akan diabaikan kalau tidak sesuai dengan keyakinan. Sebaliknya, setidak masuk akal apapun sebuah informasi palsu, ia akan dipercaya sebagai sebuah kebenaran jika berada garis keyakinan yang sama dengan pengakses informasi. Fenomena ini menjelaskan mengapa bahkan orang yang intelek sekalipun bisa dengan mudah percaya informasi palsu.Â
Dengan kata lain, informasi-informasi palsu ibarat bensin yang disiramkan ke api. Literasi media sendiri tidak sekadar kemampuan untuk membedakan mana informasi yang benar dan bohong.Â
Lebih dari itu, literasi media memberi perhatian pada kemampuan berpikir kritis dalam membaca pesan-pesan media atau informasi. Dalam konteks ini, ia menjadi perangkat pengetahuan yang membuat orang bisa membaca sebuah informasi between the lines .
Semua orang pada dasarnya melek media, tidak ada yang benar-benar tidak melek media dan tidak ada pula yang benar-benar melek media. Semua pada dasarnya melek media meski berada pada tingkatan yang berbeda-beda.. semakin tinggi tingkat media literasi yang dimiliki seseorang, maka semakin banyak makna yang dapat digalinya.Â
Sebaliknya, semakin rendah tingkat media literasi seseorang, semakin sedikit atau dangkal pesan yang didapatnya. Seseorang yang tingkat media literasi nya rendah akan sulit mengenali ketidakakuratan pesan, keberpihakan media, memahami kontroversi, mengapresiasi ironi atau satir dan sebagainya.
Generasi Z dan millennial adalah generasi yang tumbuh besar bersama perangkat teknologi dan internet. Sebagai digital natives (generasi yang lahir di saat era digital sudah berlangsung dan berkembang pesat-red), mereka menerima media sosial sebagai sesuatu yang taken for granted  (sesuatu yang sudah biasa ). Ini berbeda dengan generasi orang tua mereka yang masuk dalam kategori digital immigrant (generasi yang lahir sebelum generasi digital belum begitu berkembang).
Gilster (2007) memperluas konsep literasi digital sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital, dengan kata lain kemampuan untuk membaca, menulis, dan berhubungan dengan informasi dengan menggunakan teknologi dan format yang ada pada masanya.
Penulis lain menggunakan istilah literasi digital untuk menunjukkan konsep yang luas yang menautkan bersama-sama berbagai literasi berbasis kompetensi dan keterampilan teknologi komunikasi, namun menekankan pada kemampuan evaluasi informasi yang lebih "lunak" dan perangkaian pengetahuan bersama-sama pemahaman dan sikap ( Bawden, 2008 ; Martin, 2006, 2008 ).
Dengan perkembangan internet, maka pemakai tidak tahu atau tidak memperdulikan dari mana asalnya informasi, yang penting mereka dapat mengaksesnya. Literasi digital mencakup pemahaman tentang web dan mesin pencari. Pemakai memahami bahwa tidak semua informasi yang tersedia di web memiliki kualitas yang sama. Dengan demikian pemakai lambat laun dapat mengenal lagi situs web mana yang handal, serta situs mana yang tidak dapat dipercaya.Â
Dalam literasi digital ini pemakai dapat memilih mesin pemakai yang baik untuk kebutuhan informasinya, mampu menggunakan mesin pencara secara efektif. Singkatnya literasi digital adalah himpunan sikap, pemahaman keterampilan menangani dan mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam berbagai media dan format.
Literasi media sangat penting,literasi media mempunyai tujuan membantu konsumen agar memiliki pengetahuan dan pehaman yang cukup tentang isi media agar dapat mengendalikan media dalam kehidupannya,untuk melindungi konsumen yang rentan dan lemah terhadap dampak media penetrasi budaya media batu dan menghasilkan warga masyarakat yang "well informed"Â .
Seperti pada hari Rabu tanggal 5 November 2018 pukul 09.00 WIB Vokasi Komunikasi mempersembahkan Seminar Nasional Literasi Media Digital yang mengusung tema "Mahasiswa Anti Hoax",seminar tersebut diadakan di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia. Seminar ini mendatangkan banyak pembicara yang sangat menarik ,salah satu diantaranya adalah Yuliandre Darwis selaku ketua Komisi Penyiaran Indonesia,ia membahas tentang "Literasi Media Indonesia".Â
Yuliandre mengatakan bahwa Indonesia berada di urutan ke enam puluh dari enam puluh satu negara yang mempunyai minat baca rendah, dimana itu sangat memprihatinkan,maka dari itu fenomena ini menjadi catatan untuk kita sebagai masyrakat Indonesia bagaimana kita harus memahami sesuatu yang dianggap penting. Kita harus mampu menjadikan diri kita sebagai benteng utama sebuah perubahan dan bagaimana kita menyikapi suatu perubahan tersebut. Tidak harus ada infrastuktur untuk membangun media tetapi setiap manusia itu sendiri pun bisa menjadi suatu media,seperti Instagram,YouTube,dan lain-lain merupakan suatu media yang jelas siapa audience dari media tersebut. Menurutnya semakin canggih dunia teknologi tetapi undang-undang nya sendiri pun semakin berkurang.Â
Selain itu 96 % setiap orang menjadi arus sebuah informasi melalui TV berbeda dengan media sosial. Konsekuensi dari rating sebuah stasiun TV yang bagus adalah ikaln yang banyak karna televisi adalah arus utama informasi yang bisa dibilang akurat.Â
Televisi lah yang membuat sebuah fakta menjadi sebuah opini,terbaik dengan media sosial yang membuat sebuah opini menjadi sebuah fakta. Ia juga mengatakan bahwa sinetron di Indonesia mempunyai rating tertinggi,karna banyak sinetron yang mempunyai banyak episode contoh nya seperti sinetron Cinta Fitri dan Tukang Bubur Naik Haji yang episode nya sampai beribu episode berbeda dengan serial drama Korea yang hanya enam belas episode.
Selain itu literasi media dan digital juga mempunyai dampak ,
1. Dampak Negatif :
- Literasi digital berdampak pada pustakawan : Pustakawan harus menguasai literasi informasi serta literasi lainnya sehingga memungkinkan pustakawan mengembangkan kegiatan literasi informasi di lingkungannya. Pengetahuan latar belakang juga menimbulkan masalah pada pendidikan pustakawan.
- Tidak mampu membedakan informasi : Ketika orang mempunyai tingkat literasi digital yang rendah, orang tersebut tidak dapat membedakan mana informasi yang kredibel mana yang tidak.
- Adanya perubahan sosial yang cenderung lebih mengarah pada individualism : Masyarakat jaman sekarang cenderung lebih aktif pada media sosial daripada berinteraksi langsung.
- Mulai terjadi pendegradasian (pengikisan) terhadap nilai -- nilai warisan budaya : Adanya pengaruh globalisasi membuat masyarakat lebih menyukai. budaya baru yang muncul daripada warisan Indonesia.
- Adanya kebebasan tanpa batas : Terjadi kesulitan dalam melakukan kontrol terhadap pola perkembangan anak.
- Memungkinkan terjadinya plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain: Luasnya informasi diinternet membuat orang ketika mengerjakan tugas enggan untuk berfikir dan memilih untuk copy paste yang sudah ada diblog sehingga dianggap melakukan plagiarism.
- Memungkinkan terjadinya suatu tindakan kriminal dengan inovasi modus yang berbeda : Kurangnya ekonomi dan tingkat pengangguran di Indonesia membuat orang akan melakukan kejahatan berupa penipuan.
- Mudah mempercayai berita hoax : kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang literasi digital membuat seseorang dengan gampang menelan mentah-mentah berita yang sumber dan kebenarannya masih dipertanyakan.
2.Dampak Positif       :
- Menghemat waktu:Â Seorang pelajar atau mahasiswa yang mendapatkan tugas dari guru atau dosennya, maka ia akan mengetahui sumber-sumber informasi terpercaya yang dapat dijadikan referensi untuk keperluan tugasnya. Waktu akan lebih berharga karena dalam usaha pencarian dan menemukan informasi itu menjadi lebih mudah.
- Belajar lebih cepat:Â Pada kasus ini misalnya seorang pelajar yang harus mencari definisi atau istilah kata-kata penting misalnya di glosarium. Dibandingkan dengan mencari referensi yang berbentuk cetak, maka akan lebih cepat dengan memanfaatkan sebuah aplikasi khusus glosarium yang berisi istilah-istilah penting.
- Menghemat uang:Â Saat ini banyak aplikasi khusus yang berisi tentang perbandingan diskon sebuah produk. Bagi seseorang yang bisa memanfaatkan aplikasi tersebut, maka ini bisa menghemat pengeluaran ketika akan melakukan pembelian online di internet.
- Membuat lebih aman:Â Sumber informasi yang tersedia dan bernilai di internet jumlahnya sangat banyak. Ini bisa menjadi referensi ketika mengetahui dengan tepat sesuai kebutuhannya. Sebagai contoh ketika seseorang akan pergi ke luar negeri, maka akan merasa aman apabila membaca berbagai macam informasi khusus tentang negara yang akan dikunjungi itu.
- Selalu memperoleh informasi terkini:Â Kehadiran aplikasi terpercaya akan membuat seseorang akan selalu memperoleh informasi baru.
- Selalu terhubung:Â Mampu menggunakan beberapa aplikasi yang dikhususkan untuk proses komunikasi, maka akan membuat orang akan selalu terhubung. Dalam hal-hal yang bersifat penting dan mendesak, maka ini akan memberikan manfaat tersendiri.
- Membuat keputusan yang lebih baik:Â Literasi digital membuat indvidu dapat membuat keputusan yang lebih baik karena ia memungkinkan mampu untuk mencari informasi, mempelajari, menganalisis dan membandingkannya kapan saja. Jika Individu mampu membuat keputusan hingga bertindak, maka sebenarnya ia telah memperoleh informasi yang bernilai.
- Dapat membuat anda bekerja:Â Kebanyakan pekerjaan saat ini membutuhkan beberapa bentuk keterampilan komputer. Dengan literasi digital, maka ini dapat membantu pekerjaan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer misalnya penggunaan Microsoft Word, Power Point atau bahkan aplikasi manajemen dokumen ilmiah seperti Mendelay dan Zetero.
- Membuat lebih bahagia:Â Dalam pandangan Brian Wright, di internet banyak sekali berisi konten-konten seperti gambar atau video yang bersifat menghibur. Oleh karenanya, dengan mengaksesnya bisa berpengaruh terhadap kebahagiaan seseorang.
- Mempengaruhi dunia:Â Di internet tersedia tulisan-tulisan yang dapat mempengaruhi pemikiran para pembacanya. Dengan penyebaran tulisan melalui media yang tepat akan memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan perubahan dinamika kehidupan sosial. Dalam lingkup yang lebih makro, sumbangsih pemikiran seseorang yang tersebar melalui internet itu merupakan bentuk manifestasi yang dapat mempengaruhi kehidupan dunia yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H