Sejenak saya sedang sibuk dengan urusan media sosial dengan segudang urusan yang memang hanya saya dan Tuhan yang tahu seperti apa.
Dan mendadak saja sebuah status hadir memenuhi Linimasa saya dengan bacaan yang cukup menarik perhatian saya.
Ini adalah tangkapan secara pribadi terkait dari satu hingga sekian kasus yang saya temui di TL Medsos ternama yang menggelitik seluruh syaraf saya hingga muncul tulisan ini.
Sebenarnya masih banyak keluhan yang ada dari beberapa pemilik toko yang mencari pekerja, namun disini saya hanya mengutip satu dan beberapa dalam sebuah gambar secara sekaligus terkait keluhan dari beberapa perusahaan toko kelas menengah ketika mereka mengatakan susahnya mendapatkan pegawai.
Di sini saya kembali teringat akan salah satu video viral di Internet terkait seorang wisudawan yang mempertanyakan bagaimana dengan nasib para mahasiswa ketika berada di rezim saat ini. (Saya tidak akan memberikan penilaian pribadi terkait dia terafiliasi dengan apa dan bagaimana nasib ia ke depan, yang dibahas adalah tentang kalimat ia yang viral)
Apakah karena  memang mendapatkan kerja itu susah seperti yang ia (wisudawan) bilang,
Atau karena kita para pelamar kerja yang mengharapkan segala sesuatunya begitu tinggi sesuai dengan apa yang diharapkan lingkungan yang membentuk kita, sehingga kita terkesan memilah dan memilih pekerjaan supaya sesuai dengan kualifikasi kita?
Atau ada alasan lain yang entah apa itu yang mungkin menyebabkan lamaran pekerjaan itu susah seperti yang dilontarkan oleh wisudawan yang terkenal dalam tangkapan layar diatas?
Benarkah rezim ini memang gagal menciptakan lapangan pekerjaan, seperti perkataan wisudawan yang viral?
Atau mungkin memang tengah muncul mindset pada masyarakat saat ini sehingga terciptalah sebuah idiom bahwa betapa susahnya mendapat kerjaan apapun yang penting asalkan ada duit mengalir dalam dompet?
Yang pasti, apapun itu permasalahan yang ada semoga mendapatkan solusi yang sesuai dengan keinginan kita
Saya kembalikan kepada para pembaca untuk lebih bijak dan lebih pasti untuk menentukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H