“Mungkin aku harus meninggalkan tempat ini.” Aku menengok wajahnya. Tampak keseriusan ada dalam matanya.
“Apakah tidak kau pikirkan sekali lagi?” Tanyaku mencoba membujuk dirinya, karena dia teman yang menurutku seru dan menyenangkan untuk diajak bicara.
“Tidak. Lagipula tempat ini cukup berbahaya bagiku. Apalagi dengan banyaknya teman kita. Aki pikir tempat ini sudah cukup untukku.” Aku tidak berkata apa-apa lagi, karena aku mengetahui sifatnya yang sekali menetapkan suatu hal, ia tidak akan menolak ataupun mengubah pemikirannya.
“Selamat tinggal, kawan. Aku akan mencari tempat baru. Tempat ini sudah tidak begitu cocok untukku. Semoga kamu beruntung.” Ia terbang tinggi dan jauh hingga akhirnya akupun tidak bisa melihat dimana dia berada.
Sejenak aku merenung karena setelah kepergiannya, aku menjadi senior yang tersisa. Aku memandangi junior sebangsaku. Ada yang mati di tangan manusia, ada yang mati dimakan ikan, ada pula yang lengah dan jadi santapan kawanan cicak. Pokoknya semakin banyak dari mereka yang mati karena ketidak-lihaian mereka. Namun aku melihat dan menyadari bahwa mereka jumlahnya semakin banyak, karena mereka berkembang biak dengan cepat.
Aku termenung melihatnya. Kemudian muncullah pergolakan dalam diriku. Ada dorongan yang memaksaku untuk pergi, mengikuti jejak temanku yang kini aku tidak tahu ada dimana dia sekarang. Sementara ada juga dorongan yang masih menyuruhku bertahan.
Aku semakin bingung dengan hal ini. Tidak lama kemudian terdengar bunyi dalam perutku. Aku yang berada dalam keadaan lapar, mencoba untuk mengambil darah mereka. Aku mengambil darah seorang manusia yang kebetulan lewat. Nyaris saja tangannya mengenai diriku. Beruntungnya aku karena gaya terbangku yang baik serta terlatih, sehingga serangan tersebut hanya membuatku melayang di udara.
Beberapa kali aku terus mencoba untuk terus bergerak dan menghisap beberapa darah. Ternyata aku masih dapat banyak darah. Mungkin karena temanku saja yang terlalu lemah, pikirku. Karena aku masih mendapat banyak darah, maka aku memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Kemudian aku melihat teman-temanku. Aku tidak boleh menyerah! Mereka saja masih betah dan berjuang, kenapa aku harus egois dan mengikuti keinginan temanku? Aku harus terus bertahan disini karena aku masih kuat, masih bertenaga, masih memiliki daya terbang dan tingkat waspada yang tinggi, walaupun keadaan mendesakku untuk pergi. Aku harus terus berjuang dan memberikan pembelajaran pada juniorku, supaya mereka terus bertahan hidup dan mampu memberikan pelajaran untuk generasi selanjutnya. Supaya tempat ini tidak punah dengan hilangnya kami.
TAMAT
*****