Mohon tunggu...
Aji Wijaya
Aji Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Aji Wijaya NIM : 121211036 Jurusan : Akuntansi | Universitas Dian Nusantara Dosen Pendamping : Prof. Dr, Apollo, M. Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bussines as a Victim, Silverstone, Sheetz

20 Juli 2024   09:30 Diperbarui: 20 Juli 2024   09:30 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu jenis kejahatan yang paling cepat berkembang adalah cybercrime atau kejahatan siber. Dengan semakin tergantungnya bisnis pada teknologi digital, ancaman dari kejahatan siber semakin meningkat. Beberapa bentuk umum dari kejahatan siber meliputi:

  • Pencurian Identitas:

    • Penjahat siber mencuri informasi pribadi atau bisnis untuk melakukan penipuan atau mencuri uang.
    • Misalnya, dengan mencuri data kartu kredit pelanggan, penjahat dapat melakukan transaksi tanpa izin atau menjual informasi tersebut di pasar gelap.
  • Ransomware:

    • Penjahat menginfeksi sistem komputer dengan malware yang mengunci data dan meminta tebusan untuk mengembalikan akses.
    • Serangan ransomware bisa sangat merugikan, terutama bagi perusahaan yang sangat bergantung pada data digital untuk operasional sehari-hari.
    • Menurut laporan dari Cybersecurity Ventures, biaya global akibat serangan ransomware diperkirakan akan mencapai $20 miliar pada tahun 2021, meningkat dari $8 miliar pada tahun 2018 .
  • Phishing:

    • Penjahat mengirim email atau pesan palsu yang tampak sah untuk mengelabui penerima agar memberikan informasi sensitif.
    • Teknik ini sering kali melibatkan penggunaan situs web palsu yang mirip dengan situs resmi untuk mencuri kredensial login atau informasi keuangan.
    • Menurut laporan dari Verizon, 22% dari semua insiden keamanan melibatkan phishing .

Ancaman dari kejahatan siber sangat serius karena bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar, kerusakan reputasi, dan hilangnya data penting.

Gambar 3: Ilustrasi serangan cyber

Studi Kasus: Dampak Fraud terhadap Perusahaan

Kasus 1: Enron CorporationEnron, sebuah perusahaan energi Amerika, adalah salah satu skandal manipulasi laporan keuangan terbesar dalam sejarah. Pada tahun 2001, terungkap bahwa Enron telah menyembunyikan miliaran dolar hutang melalui teknik akuntansi yang kompleks dan ilegal. Akibatnya, perusahaan tersebut bangkrut, ribuan karyawan kehilangan pekerjaan dan tabungan pensiun mereka, dan investor kehilangan miliaran dolar. Penipuan ini juga menyebabkan keruntuhan Arthur Andersen, salah satu firma akuntansi terbesar di dunia saat itu.

Kasus 2: Wirecard AGWirecard, sebuah perusahaan teknologi keuangan Jerman, terlibat dalam skandal penipuan besar pada tahun 2020. Perusahaan ini mengaku kehilangan 1,9 miliar euro dari neraca mereka, yang ternyata adalah hasil dari kecurangan yang dilakukan oleh manajemen puncak. Skandal ini menyebabkan kebangkrutan perusahaan dan penangkapan beberapa eksekutif. Wirecard sebelumnya dianggap sebagai salah satu perusahaan teknologi keuangan terkemuka di Eropa, tetapi penipuan ini mengungkapkan kelemahan besar dalam sistem pengawasan dan kontrol internal mereka.

Langkah-Langkah Pencegahan Fraud

Untuk melindungi bisnis dari menjadi korban fraud, beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil meliputi:

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun