Mohon tunggu...
Aji Wijaya
Aji Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Aji Wijaya NIM : 121211036 Jurusan : Akuntansi | Universitas Dian Nusantara Dosen Pendamping : Prof. Dr, Apollo, M. Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

The Cognitive Interview By Fisher and Geiselman (1992)

3 Juli 2024   12:26 Diperbarui: 3 Juli 2024   12:42 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Langkah pertama dalam Cognitive Interview adalah membangun hubungan dengan saksi. Ini penting untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi saksi untuk berbicara. Pewawancara harus menunjukkan empati, menghargai saksi, dan memastikan bahwa saksi merasa didengar. Contoh dari membangun hubungan adalah dengan memulai percakapan dengan pertanyaan umum yang tidak mengancam seperti "Bagaimana kabar Anda hari ini?" atau "Apakah Anda membutuhkan air atau sesuatu sebelum kita mulai?"

Mengaktifkan Konteks Memori

Teknik ini melibatkan meminta saksi untuk membayangkan kembali konteks fisik dan emosional dari peristiwa. Mengaktifkan konteks memori membantu meningkatkan detail dan akurasi ingatan. Pewawancara dapat meminta saksi untuk menutup mata dan membayangkan kembali tempat kejadian, suara, bau, dan perasaan yang mereka alami saat itu. Contoh instruksi bisa berupa: "Cobalah untuk mengingat bagaimana suasana di sekitar Anda saat kejadian tersebut terjadi. Apa yang Anda lihat, dengar, dan rasakan?"

Menggunakan Teknik Visualisasi

Visualisasi adalah teknik lain yang digunakan untuk meningkatkan detail ingatan. Saksi diminta untuk membayangkan kejadian seolah-olah mereka menonton film atau berada di tempat kejadian. Pewawancara dapat meminta saksi untuk menggambarkan peristiwa dengan urutan yang berbeda, seperti mulai dari akhir kejadian dan bergerak mundur ke awal. Ini dapat membantu mengungkap detail yang mungkin terlewatkan saat menceritakan peristiwa secara kronologis. Contoh instruksi bisa berupa: "Bayangkan Anda sedang menonton rekaman kejadian tersebut. Coba ceritakan kepada saya apa yang Anda lihat, mulai dari saat kejadian berakhir."

Membiarkan Saksi Menceritakan Kembali Peristiwa

Setelah mengaktifkan konteks memori dan menggunakan teknik visualisasi, pewawancara meminta saksi untuk menceritakan kembali peristiwa dengan kata-kata mereka sendiri. Saksi didorong untuk memberikan detail sebanyak mungkin tanpa gangguan. Pewawancara hanya akan mengajukan pertanyaan klarifikasi jika diperlukan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan terperinci dari saksi. Contoh instruksi bisa berupa: "Sekarang, ceritakan kepada saya apa yang terjadi dari awal hingga akhir, sejelas mungkin."

Kesimpulan

Teknik wawancara kognitif dengan pendekatan 5W dan 1H yang diperkenalkan oleh Fisher dan Geiselman (1992) merupakan alat yang efektif dalam meningkatkan memori saksi dan mendapatkan informasi yang lebih akurat. Implementasi yang tepat dari teknik ini dapat meningkatkan kualitas investigasi dan hasil yang diperoleh. Dengan menggunakan pendekatan 5W dan 1H, pewawancara dapat memastikan bahwa semua aspek dari peristiwa terungkap, meminimalkan kemungkinan adanya kesalahan atau informasi yang hilang.

Link Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun