Mohon tunggu...
Aji Virnanda
Aji Virnanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Haloo~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pengoptimalan dan Perkembangan Budaya Suku Toraja

20 Juni 2024   21:01 Diperbarui: 20 Juni 2024   21:15 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keberagaman Budaya dan Tradisinya. Salah satu dari permata budaya yang memikat para peneliti adalah Suku Toraja. Suku Toraja berpusat di daerah pegunungan tepatnya Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa dan sudah mendiami daerah ini sejak berabad-abad lamanya. Meskipun daerah ini terpencil Tana Toraja terletak diantara Lembah-lembah yang penuh hehijauan dan pegunungan yang memanjakan mata.

Kekayaan budaya dari suku toraja ini tercermin dari arsitektur, ritual, dan hasil kerajinannya. Suku Toraja memiliki beberapa teori mendalam akan asal usul keberadaannya di Indonesia. Teori tersebut diantaranya ;

  • Teori Migrasi Austronesia, Beberapa sejarawan mengungkapkan bahwa suku toraja berasal dari kelompok Austronesia yang bermigrasi dari Taiwan dan memutuskan untuk menetap di wilayah Sulawesi Selatan pada masa pra Sejarah.
  • Teori Pengaruh Hindu-Buddha, teori menyebutkan bahwa setelah terjadinya migrasi, suku toraja terpengaruh oleh Pengaruh Hindu-Buddha yang terlihat pada beberapa analisis terkait mayoritas agama di suku toraja
  • Teori Mitos dan Legenda, hal ini diyakini berdasarkan mitos mengenai kata "To Manurung" yang dipercaya merupakan leluhur dari Suku Toraja.
  • Perkembangan Sejarah dan sosial, seiring perkembangan zaman dari tahun ke tahun suku toraja telah mengalami perkembangan budaya dan struktur sosial yang unik dan tetap terjaga ketradisionalannya.

Budaya dan Tradisi

Suku Toraja memiliki beragam budaya dan keunikan tradisi yang begitu terkenal di Indonesia, diantaranya ;

  • Rumah adat Tongkonan

Salah satu budaya yang paling dikenal dari suku toraja yaitu rumah adat yang disebut 'Tongkonan'. Ciri khas yang paling menonjol  pada rumah adat ini adalah atap rumah yang dibentuk menyerupai tanduk kerbau dan ukiran yang terdapat pada kayu rumah dianggap karya seni yang rumit dan bernilai sakral yang dimana bukan hanya sebagai tempat tinggal namun merupakan salah satu symbol status sosial di suku toraja.

Seni Tenun Suku Toraja by Jadesta 
Seni Tenun Suku Toraja by Jadesta 
  • Seni Ukir dan Seni Tenun

Di pasar tradisional Indonesia seni tenun suku toraja seringkali didapati menjadi salah satu karya seni yang memikat perhatian, seni tenun ini dapat memikat karena melambangkan makna simbolis penting dalam kehidupan masyarakata toraja. Kesenian ini bukan hanya sebagai bentuk visualiasi tetapi juga sebagai mediasi untuk menyampaikan identotas budaya dan nilai-nilai tradisional serta mempertahankan warisan leluhur.

upacara Rambu Solo by Tempo.com 
upacara Rambu Solo by Tempo.com 
  • Upacara Pemakaman 'Rambu solo'

Upacara pemakaman Rambu solo merupakan salah satu aspek yang membedakan suku toraja dengan suku lainnya di Indonesia. Upacara pemakaman ini salah satu serangkaian ritual yang digunakaan sebagai simbolis bagi para keluarga untuk menunjukkan suatu penghargaan kepada orang yang telah meninggal dengan adat dan kehormatan yang tinggi dan bertujuan mengantarkan roh orang meninggal ke alam baka

Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan contoh sederhana penerapan riset operasi dalam budaya Suku Toraja, hal ini berfokus kepada cara pengoptimalisasian penggunaan sumber daya dalam upacara pemakaman Rambu Solo. kita akan menggunakan teknik pemrograman linier untuk mengoptimalisasikan alokasi sumber daya untuk upacara pemakaman Rambu Solo.

Bagaimana cara mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya dalam Upacara Pemakaman Suku Toraja

Konflik : Suku Toraja akan melakukan kegiatan Upacara Rambu Solo yang melibatkan beberapa kepala keluarga pada desa tersebut. Bagaimana cara mengoptimalkan alokasi bahan-bahan ritual untuk meminimalkan biaya dan memastikan kebutuhan semua keluarga terpenuhi.

Data:

1. Terdapat 2 keluarga besar yang akan mengadakan upacara Rambu Solo.

2. Setiap keluarga memiliki kebutuhan berikut:

  - Keluarga A membutuhkan 400 kg beras, 100 kg daging, dan 40 liter bahan bakar.

  - Keluarga B membutuhkan 600 kg beras, 200 kg daging, dan 70 liter bahan bakar.

  - Keluarga C membutuhkan 500 kg beras, 150 kg daging, dan 50 liter bahan bakar.

  - Ketersediaan total beras adalah 1200 kg, daging adalah 400 kg, dan bahan bakar adalah 170 liter.

Tujuan:

Minimalkan total biaya pengadaan bahan-bahan tersebut.

Variabel Keputusan:

- x1a,x1b,x1c: Jumlah beras yang dialokasikan untuk keluarga A, B, dan C.

- x2a,x2b,x2c: Jumlah daging yang dialokasikan untuk keluarga A, B, dan C.

- x3a,x3b,x3c: Jumlah bahan bakar yang dialokasikan untuk keluarga A, B, dan C.

Fungsi Tujuan:

Minimalkan total biaya:

Minimize 10x1a+15x1b+12x1c+20x2a+25x2b+22x2c+5x3a+8x3b+7x3c

Kendala:

- Ketersediaan beras:

X1a+x1b+x1c<1200

- Ketersediaan daging:

X2a+x2b+x2c<400

- Ketersediaan bahan bakar:

X3a+x3b+x3c<170

Non-negativitas:

X1a,x1b,x1c,x2a,x2b,x2c,x3a,x3b,x3c >0

Solusi: memberikan jumlah optimal dari setiap jenis bahan yang harus dialokasikan untuk setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan biaya paling minimum.

Berikut merupakan contoh sederhana penerapan riset operasi dalam konteks budaya Suku Toraja. Penerapan yang sebenarnya akan mempertimbangkan ketersediaan SDA, nilai-nilai tradisi, serta pandangan sosial dan etis yang sangat penting dalam implementasi teknik matematis sesuai kebutuhan dan keinginan masyarakat setempat.

  • Tradisi Ma'Nene

Ma' nene merupakan pemakaman unik penuh simbolisme. Dalam pelaksanaan ritual Ma nene Jenazah yang telah meninggal akan diambil dari kuburannya kemudian dimandikan serta diganti pakaiannya untuk menghormati mereka yang telah meninggal. Tradisi ini digunakan sebagai sarana untuk menghubungkan generasi yang masih hidup dan yang sudah meninggal, serta mendorong penghormatan yang mendalam terhadap para leluhur mereka.


Sumber :

Kompas.com (Penulis & Editor : Puspasari Setyaningrum)

MediaIndonesia.com

Wikipedia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun