Mohon tunggu...
Aji Tri Pamungkas
Aji Tri Pamungkas Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Jawa SMP Negeri 3 Songgom

guru bahasa jawa di SMP Negeri 3 Songgom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menulis Cerita Pengalaman Menggunakan ModelProblem Based Learning

27 Agustus 2022   12:05 Diperbarui: 27 Agustus 2022   12:08 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Problem based learning atau disingkat PBL adalah suatu pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi dan penyelidikan peserta didik. PBL membantu peserta didik untuk  mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri.

Dalam Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (2020), problem based learning diartikan sebagai metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mendapatkan ilmu baru dari analisis berbagai pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimiliki, serta menghubungkannya dengan permasalahan belajar yang diberikan guru. 

5 Karakteristik Problem Based Learning

fokus utama pembelajaran berbasis masalah bukanlah untuk menghafal materi melainkan pada kegiatan siswa dalam menemukan pengetahuan barunya melalui proses berpikir, berkomunikasi, mengolah data, dan menyimpulkan solusi.

Tapi, problem based learning memiliki karakteristik yang mirip dengan metode project based learning (pembelajaran berbasis proyek) di mana siswa diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan.

Langkah-langkah Penerapan Problem Based Learning

Dalam penerapannya, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah ini biasanya disebut dengan sintaks problem based learning.

Ada 6 langkah yang perlu kita lakukan untuk menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada mater menulis cerita pengalaman pribadi kelas VII, di antaranya:

  1. Menyampaikan tujuan dan mengenalkan masalah tentang kesulitan menulis, bagaimana menulis cerita pengalaman dan jenis-jenis cerita pengalaman
  2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar, baik dalam kelompok atau individu : guru membuat kelompok berdasarkan kemampuan individu
  3. Memfasilitasi kegiatan siswa dalam mengidentifikasi masalah dan menyusun berbagai rencana penyelesaiannya : guru mendampingi peserta didik dalam memecahkan masalah dalam penulisan cerita pengalaman pribadi
  4. Melakukan pendampingan terhadap siswa untuk mengumpulkan informasi dan juga data yang berhubungan dengan rencana: guru memberikan arahan dan bimbingan bagaimana mencari kosakata sesuai dengan ragam bahasa jawa yang baik dan benar melalu kamus, atau kamus online.
  5. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyajikan hasil pembelajarannya : setelah peserta didik diskusi, diharapakan peserta didik untuk menyajikan atau mempresentasikan hasil karya teks cerita pengalaman pribadi di depan kelas.
  6. Mengarahkan siswa untuk memeriksa dan mengevaluasi berbagai kegiatan yang sudah dilakukan : setelah peserta didik menyajikan guru dan siswa yang lain menanggapi hasil karya teman yang sudah maju.

Abad 21 ini guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang baik untuk menyiapkan dan menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun