Mohon tunggu...
Pujangga
Pujangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Negeri Semarang

Segala hal yang dipandangi remeh dalam sehari-hari kita hidup, sejatinya mengarahkan kita pada pemahaman mendalam terkait semesta, sebab Tuhan hadir dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ging Nang Boyz dan Polemik Cinta Sejati

9 Agustus 2023   22:21 Diperbarui: 9 Agustus 2023   22:35 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua kegiatan ini lah yang dilakukan oleh manusia dari berbagai generasi, sehingga manusia kemudian berevolusi menjadi makhluk yang tidak pernah puas akan suatu hal. 

Misalnya adalah apabila seseorang membeli sebuah ponsel baru dan bergembira, maka lama-kelamaan perasaan gembiranya tersebut akan hilang, dan untuk mengembalikan perasaan gembiranya lagi tersebut, maka dia harus membeli sebuah ponsel baru lagi. Begitulah kenyataan manusia, seperti yang disampaikan Yuval Noah Harari dalam bukunya yang berjudul Sapiens.

Hal di atas juga terjadi pada kasus sebuah perasaan cinta. Manusia barangkali akan mengalami fase suka sama suka pada awal berpacaran, kondisinya benarlah bagaikan sebuah kembang api besar yang tak terkira membuat jantung berdegup kencang. Namun perasaan tersebut perlahan-lahan akan hilang, sosoknya yang indah bagaikan pagi yang lembut kini berubah bagaikan siang yang datar. Segalanya yang indah bagai taman firdaus tersebut seakan berubah menjadi taman kota biasa. Cinta yang diharapkan sejati tersebut runtuh oleh sang waktu. Biasanya pada momen ini, perselingkuhan kerap terjadi.

Dan perasaan suka sama suka yang luar biasa tersebut terekam dengan baik dalam lirik selanjutnya yang berbunyi:

Oh My Baby,

Even when you can't bear it anymore,

You still laugh.

You laugh again

Like you always do

In that room

Gracefully, gracefully.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun