Kedua kegiatan ini lah yang dilakukan oleh manusia dari berbagai generasi, sehingga manusia kemudian berevolusi menjadi makhluk yang tidak pernah puas akan suatu hal.Â
Misalnya adalah apabila seseorang membeli sebuah ponsel baru dan bergembira, maka lama-kelamaan perasaan gembiranya tersebut akan hilang, dan untuk mengembalikan perasaan gembiranya lagi tersebut, maka dia harus membeli sebuah ponsel baru lagi. Begitulah kenyataan manusia, seperti yang disampaikan Yuval Noah Harari dalam bukunya yang berjudul Sapiens.
Hal di atas juga terjadi pada kasus sebuah perasaan cinta. Manusia barangkali akan mengalami fase suka sama suka pada awal berpacaran, kondisinya benarlah bagaikan sebuah kembang api besar yang tak terkira membuat jantung berdegup kencang. Namun perasaan tersebut perlahan-lahan akan hilang, sosoknya yang indah bagaikan pagi yang lembut kini berubah bagaikan siang yang datar. Segalanya yang indah bagai taman firdaus tersebut seakan berubah menjadi taman kota biasa. Cinta yang diharapkan sejati tersebut runtuh oleh sang waktu. Biasanya pada momen ini, perselingkuhan kerap terjadi.
Dan perasaan suka sama suka yang luar biasa tersebut terekam dengan baik dalam lirik selanjutnya yang berbunyi:
Oh My Baby,
Even when you can't bear it anymore,
You still laugh.
You laugh again
Like you always do
In that room
Gracefully, gracefully.