Mohon tunggu...
Pujangga
Pujangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Negeri Semarang

Segala hal yang dipandangi remeh dalam sehari-hari kita hidup, sejatinya mengarahkan kita pada pemahaman mendalam terkait semesta, sebab Tuhan hadir dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Kehendak Bebas pada Lagu Can't Stop Singing dalam Teen Beach Movie

7 Agustus 2023   22:49 Diperbarui: 7 Agustus 2023   22:57 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: themoviedb.org

Terkadang dalam perasaan bosan, kita senang untuk berlari pada musik. Musik banyak mengubah perasaan kita, yang semula murung jadi gembira, hingga sebaliknya, yang gembira tiba-tiba menjadi murung. Namun apabila dapat kita selami lebih dalam, terkadang musik juga dapat mengubah perasaan lewat liriknya, bukan hanya kepada melodi yang mendominasi keseluruhan lagu.

Lirik pada musik memiliki kekuatannya sendiri, banyak para penyair dan penulis lagu yang luar biasa telah memberikan sumbangsih pada khalayak lewat lagu-lagu karyanya beserta pesan mendalam yang berusaha disampaikan. Sebagai contoh adalah lagu Blowin’ in The Wind yang ditulis dengan baik oleh Bob Dylan yang memiliki pesan anti-perang.

Namun dalam tulisan ini, lagu yang akan berusaha dibedah adalah sebuah lagu dari film “Teen Beach Movie” yang berjudul Can’t Stop Singing. Lagu ini sendiri dinyanyikan secara duet oleh Ross Lynch dan Maia Mitchell sebagai sebuah lagu selingan dalam film “Teen Beach Movie” produksi Disney pada tahun 2015 lalu.

Analisis Lirik Lagu Can’t Stop Singing

What's going on?
This can't be happening
Don't tell me its a song (It's a song)
This wasn't how I planned it
Can't you see that this has gone too far?
Please, just pause the DVR
Someone, won't you make it stop?

I'm losin' my mind
Everything I say, it rhymes
What's this choreography?
Someone, won't you make it stop?

Lagu ini dibuka dengan banyak sekali kalimat tanya, hal ini bermakna bahwa seseorang sadar akan sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. McKenzie (tokoh yang diperankan oleh Maia Mitchell) mulai bertanya, mengapa dirinya bernyanyi padahal dia tidak ingin bernyanyi? Mengapa dia bergerak padahal dia tidak ingin bergerak sedemikian dia bergerak? Namun sebaliknya, Brady (tokoh yang diperankan oleh Ross Lynch) tidak merasakan keresahan yang  demikian.

Jadi mari kita anggap bahwa tokoh McKenzie ini adalah seseorang yang sudah mulai mendapati pencerahan atas perasaan nyaman bahwa hidup sudah diatur dengan sedemikian rupa oleh kekuatan adikuasa di luar kendali manusia, sementara Brady di sisi lain, tidak mendapati pencerahan yang didapat oleh McKenzie dan merasa tidak ada persoalan apa pun menimpanya. Seperti yang disampaikan beberapa kali oleh tokoh Brady dalam lirik di bawah ini:

I don't see a problem

Just close your eyes if you don't want to see

You're just being cynical

Tokoh McKenzie terus berkali-kali memohon agar dirinya dapat berhenti bergerak dan bernyanyi di luar kendalinya, namun apa yang dia inginkan sia-sia saja, seakan penolakan yang dilontarkan sekalipun berubah menjadi melodi yang indah dalam sebuah lagu. 

Usaha penolakan ini, apabila dipandangi dalam kacamata “Kehendak Bebas”, maka akan memiliki pemaknaan bahwasanya seorang yang merasa bahwa dirinya dapat melakukan sesukanya di dunia ini, pada dasarnya diorkestrai dalam partitur yang sama, yaitu partitur yang dirancang oleh Yang Maha Mencipta. Segala hal yang dikehendaki manusia, bukanlah sebuah kehendak bebas, sebab nasib pada dasarnya sudah termaktub, di suatu tempat di luar pemahaman manusia.

Namun kita mesti menghargai tokoh seperti McKenzie ini, sebab dia adalah individu yang cerah, seorang filsuf yang menentang, mempertanyakan mengapa dia tidak dapat bergerak dan bernyanyi sekehendaknya? Apakah manusia memiliki kebebasannya? Bagaimana jika dia dapat mengakali sistem semesta ini? Pertanyaan mengenai bagaimana manusia dapat mengakali sistem yang maha besar ini dapat dilihat dari usaha yang dilakukan oleh tokoh McKenzie dan diikuti oleh tokoh Brady dalam lirik:

Oh, I can't stop singing
Make it stop, make it stop
Am I real or just a prop?
Oh, I can't stop singing
So let's just talk
Talk, talk
Talk, talk
Talk, talk
Talk, talk, talk, talk
Talk, talk, talk, talk, talk 

Dapat dipahami bahwasanya tokoh McKenzie mencoba untuk mengakali sistem, dengan berusaha bicara biasa alih-alih bernyanyi, namun sayangnya, usahanya ini juga tidak membuahkan hasil, sebab kata “Talk” yang diucapkannya berkali-kali itu malah menjadi sebuah melodi lagu yang merdu.

Tak banyak yang berbeda dalam lirik-lirik selanjutnya, tokoh McKenzie dan Brady tetap bersama-sama berteriak pada sebuah kalimat yang banyak sekali dinyanyikan ulang, yaitu “I can’t stop singing”, memang hal ini terjadi sebab judul dari lagunya sendiri adalah “Can’t Stop Singing”, namun hal ini juga memiliki pemaknaan, bahwasanya sejauh mana pun manusia berusaha berhenti percaya pada takdir yang termaktub, itu tidak akan pernah berakhir, sebab apa yang dipercayainya dilakukan sesuai dengan kehendaknya sendiri, sejatinya merupakan narasi nasib yang sudah sedari awal dirangkai Yang Maha Mencipta.

Maka dapat dipahami, bahwa lagu ini secara lirik, dapat menangkap secara sempurna dilema yang dialami seseorang yang mengimani “Kehendak Bebas”, dalam usahanya untuk mencoret diri dalam partitur sakral milik Yang Maha Kuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun