Layaknya suatu sistem, bitcoin tentu saja mempunyai kelemahan dan kerawanan yang dapat dimanfaatkan. Karena sifatnya yang anonim maka bitcoin dikenal di dunia cyber sebagai alat pembayaran untuk segala transaksi di deep web. Deep web adalah salah satu bagian dari internet itu sendiri, namun untuk mengakses konten-konten di deep web dibutuhkan mesin pencari khusus (bukan seperti google dan yahoo). Dan penamaan deep web sendiri yang kesannya mistis memang begitu adanya, karena konten-konten yang disajikan kerap mengandung tindak kriminal. Penjualan organ tubuh, penyewaan jasa pembunuh bayaran, pornografi anak dibawah umur, narkoba, penjualan senjata api, dll. Bersamaan dengan hal tersebut, bitcoin juga dapat dimanfaatkan bagi koruptor atau penjahat-penjahat lainnya untuk pencucian uang, karena sifatnya yang anonim.
Terakhir adalah ancaman utama dari ketiga sifat bitcoin itu sendiri. Apa yang paling ditakutkan oleh para ekonom dunia? Yang paling ditakutkan adalah keruntuhan sistem perbankan global. Karena adanya bitcoin maka orang tidak perlu repot-repot menggunakan jasa bank untuk menyimpan atau mentransfer uangnya, karena menggunakan bitcoin jauh lebih murah dan relatif lebih aman. Bitcoin juga sangat menguntungkan untuk diinvestasikan karena harganya yang sangat cepat naik. Lalu karena anonimitasnya, konsumen lebih memilih bitcoin sebagai andalannya. Ibarat sebuah social media bitcoin lebih terprivatisasi daripada bank.
Apakah pada nantinya bitcoin menjadi mata uang seluruh dunia? Dunia dimana ia tidak lagi mengenal uang kertas atau logam. Apakah runtuhnya sistem perbankan global adalah suatu niscaya? Wallahu a'lambish-shawabi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H