Debat capres 2024 untuk sesi pertama sudah dilakukan yang diikuti oleh masing-masing kandidat presiden, ada Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Isu yang diangkat pada debat pertama ini adalah tema soal HAM, Hukum, dan Pemerintahan. Ajang debat ini merupakan wadah bagi para capres untuk menyajikan visi dan misinya jika kelak terpilih jadi presiden. Debat ini juga menjadi sarana bagi rakyat Indonesia untuk mengetahui kompetensi dan kualitas masing-masing calon presiden, sehingga rakyat tidak membeli kucing dalam karung. Melalui debat, rakyat bisa mengetahui secara langsung apa gagasan-gagasan kandidat dalam membawa Indonesia ke depan, tidak sekedar adu baliho, poster, dan alat peraga lainnya.
Dalam debat kali ini, visi-misi disampaikan cukup baik oleh Anies baswedan, sedang Prabowo Subianto cenderung normatif dan sekedar melanjutkan program Jokowi, adapun visi-misi Ganjar Pranowo kurang fokus, karena banyak mengemukakan kasus-kasus tertentu. Pada dasarnya visi adalah goal atau tujuan apa yang akan dicapai di masa depan. Visi itu harus sederhana dan jelas agar bisa mudah dipahami namun tidak terlalu teknis. Adapun misi, bisa lebih teknis karena berisi kiat atau usaha-usaha dalam mencapai misi tadi. memang visi dan misi itu cenderung normatif.
Setelah penyampaian visi-misi, dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan dari panelis kepada para kandidat. Sesi ini juga masih cenderung normatif karena jawaban dari masing-masing kandidat presiden tidak bisa ditanggapi oleh panelis, dan hanya ditanggapi oleh kandidat lainnya. Dan yang paling seru adalah ketika masing0masing kandidat menyampaikan pertanyaan dan tanggapan terhadap kandidat lainnya. Anies dan Ganjar cenderung sama-sama menyerang prabowo, sedangkan Prabowo cenderung bertahan. Yang menarik adalah ketika Anies menyerang Prabowo soal putusan MK dan oposisi, di sini Prabowo nampak meluap emosinya dan menyerang balik Anies yang dulu adalah sekutunya. Jadi, hubungan Anies dan Prabowo ini nampak emosional sekali karena mereka berdua adalah satu kubu koalisi, adapun sekarang masing-masing menjadi lawan politik.
Berbeda dengan Ganjar, yang nampak kurang greget di dalam menyerang Prabowo dibanding dengan Anies. Nampak Ganjar seperti masih menjaga suasana kebatinan. Mungkin ini terjadi karena ada ambiguitas dalam kubu Ganjar dalam posisinya. Apakah menlanjutkan Jokowi atau Anti Jokowi. Ini berbeda dengan Prabowo yang jelas posisinya, yaitu melanjutkan kepemimpinan Jokowi. Begitu juga dengan Anies yang jelas anti Jokowi atau dengan slogannya perubahan.Â
Hal lainnya yang banyak disoroti dalam debat kali ini adalah meluapnya emosi Prabowo yang tidak terkendali. Sebelumnya, banyak yang mengira bahwa Prabowo sudah berubah lebih kalem dan bijaksana. Hal ini didukung dengan gimmik gemoy dan sering joget dibanding bicara keras dan berapi-api seperti dulu. Namun, watak tetaplah watak yang tidak mudah berubah. Ketika momentum itu tiba, maka muncullah karakter aslinya. Hal inilah yang banyak disorot dari sosok Prabowo, bagaimana kelak jika jadi presiden, dia tidak dapat mengendalikan diri dan emosinya.
Over all, debat kali lebih dikuasai oleh Anies dengan kemampuan retorikanya. Sebagaimana banyak prediksi sebelumnya, bahwa harus diakui Anies lebih pandai berkata-kata dan beretorika. Adapun Ganjar cukup tenang dengan jawaban-jawaban yang ringkas berdasarkan contoh-contoh yang sudah dialaminya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Sedang Prabowo, masih perlu dipoles lagi performance nya agar tidak terlalu reaksioner dan emosian. Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H