Sebelum datang nya agama Hindu-Budha, Masyarakat Jawa memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme adalah kepercayaan akan adanya hal gaib terhadap suatu benda, hewan ataupun tumbuhan. Sedangkan dinamisme adalah kepercayaan bahwa yang mereka bangun adalah suatu pergulatan dengan alam.
Agama Islam datang ke Indonesia pada awal abad hijriah. Meluasnya agama Islam karena di pengaruhi beberapa faktor antara lain : sosial politik, ekonomi dan agama. Tetapi pengaruh yang paling menonjol yaitu pengaruh dari para mubaligh dan pendakwah. Agama Islam masuk ke tanah Jawa yaitu sebelum abad XIII Masehi. Yaitu melalui area pesisir di antaranya Pasai, Goa, Talo, Gresik, Ceribon, Banten dan Demak.Â
Wilayah tersebut merupakan jalur perdagangan dunia dan terdapat pelabuhan -- pelabuhan untuk beristirahat serta melakukan perdagangan. Menurut Graff (Graaf, 1989:2), berdasarkan cerita diseputar islamisasi di Nusantara dapat dibedakan bahwa ada tiga metode penyebaran Islam,yaitu pedagang muslim oleh para da'i dan orang suci (wali) yang datang dari India atau Arab yang sengaja bertujuan mengislamkan orang -orang kafir dan meninggalkan pengetahuan mereka yang telah beriman.
Agama Islam di tanah Jawa memang tidak secara langsung dapat diterima oleh masyarakat Jawa. Mereka masih banyak yang memeluk agama Hindu Budha. Tetapi agama Islam tetap memasuki Masyarakat Jawa dengan bertahap dan secara damai. Di dalam cerita tanah Jawa, keberadaan Walisongo di ceritakan sebagai tokoh waliyullah. Sebutan Walisongo memiliki arti yang begitu penting dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa.
Adapun pada abad ke 14 muncul tokoh Walisongo mereka penyebar agama di pulau Jawa. Mereka datang di wilayah pantai paling Utara. Mereka menyebarkan Islam di daerah Surabaya, Gresik, Lamongan di Jawa timur, Demak, kudus, Muria dijawa tengah, dan yang dijawa barat berada di Cirebon. Walisongo berarti wali yang ada sembilan. Mereka adalah sunan Gresik, sunan Ampel, sunan Bonang, sunan Drajat, sunan kalijaga, sunan Kudus, sunan giri, sunan Muria, dan yang terakhir sunan gunung jati. Mereka menyebarkan agama Islam dengan bermacam macam cara untuk menarik pribumi untuk mau masuk ke dalam agama Islam. Ada yang menggunakan nyanyian, pertunjukan wayang kulit, gamelan dan lain sebagainya. Mereka mengakulturasi budaya masyarakat dengan budaya Arab.
Menurut antropolog klasik Redfileld dan herkovits, akulturasi merupakan fenomena yang dihasilkan ketika dua kelompok yang berbeda kebudayaannya mulai melakukan kontak langsung, yang dikuti oleh pola kebudayaan asli dari salah satu atau kelompok itu. Tidak semua kebudayaan dapat di akulturasi, mereka hanya mengakulturasi dua budaya yang hampir sama. Dan model penyebaran agama lain nya yaitu dengan mengambil alih suatu lembaga pendidikan jaman Hindu Budha yaitu Shiwa-budha yang memiliki arti "asrama", Dan diganti menjadi pondok pesantren.
Bersamaan dengan melemahnya kerajaan Majapahit, muncullah kerajaan Demak dan menggantikan posisi kerajaan Islam. Padahal Islam sudah berada di tanah Jawa sudah cukup lama tetapi pamornya baru terlihat ketika kerajaan Demak berdiri. Demak adalah kerajaan Islam pertama di tanah jawa yang dipimpin oleh Raden Fattah. Dan Demak kerajaan yang menggantikan kerajaan Majapahit yang sudah runtuh.
Walisongo sangat berkaitan erat dengan penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Kesuksesannya tercatat dengan tinta emas. Yang didukung kesultanan Demak Bintoro, dengan demikian agama Islam dianut seluruh masyarakat Jawa. Jaman terbentuknya Walisongo merupakan tumbang nya kerajaan -- kerajaan Hindu-Budha. Yang kemudian diganti dengan ajaran agama Islam.
Jika kita lihat proses masuk nya Islam dijawa terdapat tiga tahapan. Yaitu yang pertama, masa awal masuknya Islam ke wilayah Indonesia pada abad VII M, kedua, masa penyebaran ke berbagai pelosok pada abad VII sampai VIII M. Ketiga, perkembangan mulai abad XIII M. Walisongo pada masa pelembagaan menggunakan beberapa metode antara lain yang kesatu mendirikan masjid.Â
Yang kedua mendirikan pondok pesantren. Masjid disini tidak hanya untuk peribadatan saja, tetapi juga sebagai tempat untuk menyampaikan atau menyiarkan Islam, tempat musyawarah, serta sebagai perkembangan budaya Islam. Peranan pesantren yang menjadi salah satu lembaga dakwah Islam pernah di bahas oleh ahli sejarah, yaitu Soebardi (1976) dan Anthony Jhon, sebagaimana dikutip oleh Dhofier. Lembaga pesantren itulah yang menentukan watak keislaman dari kerajaan -- kerajaan Islam dan yang memegang peranan paling penting bagi penyebaran Islam sampai pelosok-pelosok.
Penyebaran agama Islam di tanah Jawa tidak mengenal adanya militer dan agama. Tetapi mereka melakukan nya dengan cara perdagangan. Karena mereka lebih memusatkan daerah penyebaran di daerah pesisir daripada wilayah pedalaman. Pembagian wilayah meliputi Jawa timur dengan 5 wali yang tersebar hampir keseluruhannya menempati daerah bandar pelabuhan.