Mohon tunggu...
Aji pangestu
Aji pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blok pribadi

Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebaran Agama Islam yang Dilakukan Walisongo di Pulau Jawa

24 Oktober 2021   13:04 Diperbarui: 24 Oktober 2021   13:09 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum datang nya agama Hindu-Budha, Masyarakat Jawa memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme adalah kepercayaan akan adanya hal gaib terhadap suatu benda, hewan ataupun tumbuhan. Sedangkan dinamisme adalah kepercayaan bahwa yang mereka bangun adalah suatu pergulatan dengan alam.

Agama Islam datang ke Indonesia pada awal abad hijriah. Meluasnya agama Islam karena di pengaruhi beberapa faktor antara lain : sosial politik, ekonomi dan agama. Tetapi pengaruh yang paling menonjol yaitu pengaruh dari para mubaligh dan pendakwah. Agama Islam masuk ke tanah Jawa yaitu sebelum abad XIII Masehi. Yaitu melalui area pesisir di antaranya Pasai, Goa, Talo, Gresik, Ceribon, Banten dan Demak. 

Wilayah tersebut merupakan jalur perdagangan dunia dan terdapat pelabuhan -- pelabuhan untuk beristirahat serta melakukan perdagangan. Menurut Graff (Graaf, 1989:2), berdasarkan cerita diseputar islamisasi di Nusantara dapat dibedakan bahwa ada tiga metode penyebaran Islam,yaitu pedagang muslim oleh para da'i dan orang suci (wali) yang datang dari India atau Arab yang sengaja bertujuan mengislamkan orang -orang kafir dan meninggalkan pengetahuan mereka yang telah beriman.

Agama Islam di tanah Jawa memang tidak secara langsung dapat diterima oleh masyarakat Jawa. Mereka masih banyak yang memeluk agama Hindu Budha. Tetapi agama Islam tetap memasuki Masyarakat Jawa dengan bertahap dan secara damai. Di dalam cerita tanah Jawa, keberadaan Walisongo di ceritakan sebagai tokoh waliyullah. Sebutan Walisongo memiliki arti yang begitu penting dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa.

Adapun pada abad ke 14 muncul tokoh Walisongo mereka penyebar agama di pulau Jawa. Mereka datang di wilayah pantai paling Utara. Mereka menyebarkan Islam di daerah Surabaya, Gresik, Lamongan di Jawa timur, Demak, kudus, Muria dijawa tengah, dan yang dijawa barat berada di Cirebon. Walisongo berarti wali yang ada sembilan. Mereka adalah sunan Gresik, sunan Ampel, sunan Bonang, sunan Drajat, sunan kalijaga, sunan Kudus, sunan giri, sunan Muria, dan yang terakhir sunan gunung jati. Mereka menyebarkan agama Islam dengan bermacam macam cara untuk menarik pribumi untuk mau masuk ke dalam agama Islam. Ada yang menggunakan nyanyian, pertunjukan wayang kulit, gamelan dan lain sebagainya. Mereka mengakulturasi budaya masyarakat dengan budaya Arab.

Menurut antropolog klasik Redfileld dan herkovits, akulturasi merupakan fenomena yang dihasilkan ketika dua kelompok yang berbeda kebudayaannya mulai melakukan kontak langsung, yang dikuti oleh pola kebudayaan asli dari salah satu atau kelompok itu. Tidak semua kebudayaan dapat di akulturasi, mereka hanya mengakulturasi dua budaya yang hampir sama. Dan model penyebaran agama lain nya yaitu dengan mengambil alih suatu lembaga pendidikan jaman Hindu Budha yaitu Shiwa-budha yang memiliki arti "asrama", Dan diganti menjadi pondok pesantren.

Bersamaan dengan melemahnya kerajaan Majapahit, muncullah kerajaan Demak dan menggantikan posisi kerajaan Islam. Padahal Islam sudah berada di tanah Jawa sudah cukup lama tetapi pamornya baru terlihat ketika kerajaan Demak berdiri. Demak adalah kerajaan Islam pertama di tanah jawa yang dipimpin oleh Raden Fattah. Dan Demak kerajaan yang menggantikan kerajaan Majapahit yang sudah runtuh.

Walisongo sangat berkaitan erat dengan penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Kesuksesannya tercatat dengan tinta emas. Yang didukung kesultanan Demak Bintoro, dengan demikian agama Islam dianut seluruh masyarakat Jawa. Jaman terbentuknya Walisongo merupakan tumbang nya kerajaan -- kerajaan Hindu-Budha. Yang kemudian diganti dengan ajaran agama Islam.

Jika kita lihat proses masuk nya Islam dijawa terdapat tiga tahapan. Yaitu yang pertama, masa awal masuknya Islam ke wilayah Indonesia pada abad VII M, kedua, masa penyebaran ke berbagai pelosok pada abad VII sampai VIII M. Ketiga, perkembangan mulai abad XIII M. Walisongo pada masa pelembagaan menggunakan beberapa metode antara lain yang kesatu mendirikan masjid. 

Yang kedua mendirikan pondok pesantren. Masjid disini tidak hanya untuk peribadatan saja, tetapi juga sebagai tempat untuk menyampaikan atau menyiarkan Islam, tempat musyawarah, serta sebagai perkembangan budaya Islam. Peranan pesantren yang menjadi salah satu lembaga dakwah Islam pernah di bahas oleh ahli sejarah, yaitu Soebardi (1976) dan Anthony Jhon, sebagaimana dikutip oleh Dhofier. Lembaga pesantren itulah yang menentukan watak keislaman dari kerajaan -- kerajaan Islam dan yang memegang peranan paling penting bagi penyebaran Islam sampai pelosok-pelosok.

Penyebaran agama Islam di tanah Jawa tidak mengenal adanya militer dan agama. Tetapi mereka melakukan nya dengan cara perdagangan. Karena mereka lebih memusatkan daerah penyebaran di daerah pesisir daripada wilayah pedalaman. Pembagian wilayah meliputi Jawa timur dengan 5 wali yang tersebar hampir keseluruhannya menempati daerah bandar pelabuhan.

Lima wali tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim Sebagai perintis yang berdakwah di daerah Gresik, kemudian Setalah wafat nya kawasan Gresik diambil alih oleh Sunan Giri, dan wilayah Surabaya oleh Sunan Ampel, Sunan Bonang berada di Tuban dan Sunan Drajat di Sedayu. Untuk wilayah Jawa tengah berada di tiga posisi yaitu di Demak, Kudus, dan Muria. Dan untuk penempatan di daerah Jawa Barat hanya satu wali yang menangani wilayah tersebut yaitu sunan gunung jati yang bertempat di Cirebon.

Pemilihan wilayah yang dilakukan di daerah Jawa timur yaitu memilih di daerah pelabuhan karena di pelabuhan bertemunya suku, tradisi dan Budaya dari masyarakat lain. Mereka memilih daerah pesisir juga dikarenakan masyarakat pesisir yang lebih muda terbuka dengan hal -- hal baru ketimbang dengan daerah pendalaman yang tertutup akan adanya hal baru. Ketimbang daerah pedalaman daerah perkotaan juga hampir sama dengan area pesisir mereka juga terbuka dengan hal -- hal baru.

Daerah Jawa khususnya dan Indonesia sebelah timur merupakan hasil islamisasi yang dilakukan para Walisongo. Penyebaran agama Islam di pulau Jawa adalah contoh dari penyebaran yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw, yang melakukan dakwah dengan cara perkawinan dan perdagangan. S luruh wali yang ada di Jawa timur serta yang ada di Jawa ini masih dalam satu ikatan kekerabatan yang sangat dekat. Semisal Sunan Giri merupakan anak Adi syekh Maulana Ishak. Maulana Ishak bersaudara dengan Sunan Ampel jadi Sunan Giri merupakan keponakan dari Sunan Ampel.

Penyebaran Islam yang di lakukan oleh para Wali di Jawa memberikan tuntunan dan panutan yang sangat bernilai islami, yaitu dalam ukhuwah dan konsep Umamah di kalangan pemimpin umat. Serta penyebaran agama Islam yang ada di Indonesia ini merupakan bentuk Akulturasi dari bidang seni dan budaya yang ada di Jawa. Keberhasilan dakwah di Jawa juga didukung taktik yang pas yaitu memiliki konsep yang begitu pas, keuletan kesabaran dan rela berkorban yang dilakukan oleh para Walisongo, keberhasilan nya juga karena perhitungan rencana yang sangat detail dan memikirkannya secara matang -- matang , juga memperhatikan masyarakatnya supaya tidak menyinggung perasaan masyarakat nya.

Daftar pustaka

http://aladalah.iain-jember.ac.id/Vol. 23 No. 2 Okt (2020)P-ISSN1410-7406,E-ISSN:2684-8368/P.143-162

M. Rafiek, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar (Yogyakarta: Aswaja P Ressindo, 2014), 24.

(Dhofier, Zamakhsyari, 1983, Tradisi Pesantren, Studi Pandangan Hidup Kiai, LP3ES, Jakarta,h.17-18

 Wahana Akademika, Vol.1 No.2, Oktober 2014, 243-266

Al-'Adalah , Vol.0023, No.2(2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun