Kucari kesejatian diri ini
menyambut terik matahari
Seraya ku bersimpu di depan malaikatku tuk memohon restu perjalananku, Seprempat malam kuhadapkan telapak tangan ke langit merah, memohon petunjuk merambahi jalan yang terarah. Kucoba tafsirkan mimpi, Kudengar burung bernyanyi, kutanyai rumput yang menari. Dan tak sedikitpun kutemukan arti.
Toah masjid berbunyi dan Mega merah pun berlari meninggalkan bumi, embun kian berlari menerangi jalan ini, Entah suasana hati ini masih galap dan sunyi
bagai siang tanpa matahari
Bagai malam tanpa rembulan
Bagai kemarau tanpa hujan
Oh tuhan...
ini lah takdir yang engkau tusukkan
Kutau Gula tak semanis madu
Tetesan keringat mengalir deras
Bagai airterjun jatuh mengikis Padas
Mesin otak pun kian memanas
Mengancam perjalanah darah yang sangat ganas.
Oh tuhan...
inilah nikmat yang kau berikan
Hidup dengan penuh pengorbanan
Yang akan di timbang di Yaumil Mizan
Dan dunia sebagai lembar pertanggung jawaban
Oh tuhan...
Karya : Aji Nur Rohman (dulur Cepot)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H