Disamping berprofesi sebagai sociopreneur, Angkie juga seorang penulis. Pemikiran-pemikirannya terhadap kaum disabilitas sangat mengagumkan, dan itu dia tuangkan dalam buku yang ia tulis.
Angkie seperti pada umumnya kaum disabilitas, pernah merasakan tersisih dalam meraih berbagai kesempatan. Tapi justeru hal seperti itulah yang memotivasi dirinya untuk bangkit, untuk mensetarakan kaum disabilitas dengan orang-orang yang sempurna secara fisik.
Dia tidak hanya berpikir tentang dirinya, tapi juga berpikir untuk kaumnya, dia ingin kaum disabilitas tidak lagi selalu 'menunduk' karena kekurangan secara fisik, dia ingin kaum disabilitas bisa bangga dan dibanggakan.
Oleh sebab itulah Angki aktif berkegiatan di Yayasan Tunarungu Sehjira sejak 2009 itu kemudian mendirikan sebuah perusahaan bernama Thisable Enterprise. Dia ingin agar "Perempuan Tunarungu Menembus Batas".
Itulah salah satu judul buku yang dia pernah tulis ditahun 2011, dan kini Angkie sudah bisa membuktikan apa yang pernah dia gagas dalam sebuah buku.
Angkie yang didapuk Presiden Jokowi sebagai salah satu milinial dari tujuh milinial untuk menjadi Staf Khusus Presiden Jokowi. Dan hebatnya lagi, sebagai seorang tunarungu, Angkie diberikan tugas sebagai Juru Bicara Presiden di bidang sosial oleh Presiden Jokowi.
Tidak aneh sebetulnya penugasan tersebut, karena latar belakang pendidikan Angkie fakultas komunikasi di London School of Public Relations Jakarta. Di kampus ini pula perempuan yang dikenal gemar menulis tersebut meraih gelar masternya pada 2010.
Cita-cita Angkie ingin mensetarakan kaum disabilitas dalam hal mendapatkan kesempatan didalam kehidupan sosial, agar tidak tersisihkan dalam kesempatan meraih pekerjaan, patutlah diapresiasi. Dia sudah mampu memberikan teladan pada kaum disabilitas.
Dia bisa mendapatkan kesempatan yang sama dengan para milinial lainnya yang terbilang sempurna secara fisik, dipercaya sebagai Staf Khusus Presiden, sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Pencapaian Angkie ini adalah bentuk apresiasi Pemerintah terhadap kaum disabilitas, bahwa kaum disabilitas mempunyai harapan dan kesempatan yang sama dalam mencapai karirnya.
Presiden Jokowi ingin membuktikan bahwa kekurangan fisik bukanlah hambatan untuk mencapai karir tertinggi. Bukan semata fisik yang menjadi acuannya, tapi skill dan integritas dan sesuatu yang bersifat non fisik yang patut dibanggakan.
Perempuan kelahiran Medan pada 5 Mei 1987. Awalnya terlahir dengan kondisi normal. Pendengarannya mulai menghilang saat perempuan berhijab itu menginjak usia 10 tahun.
Diduga hal tersebut terjadi tak lepas dari "kesalahan" penggunaan obat-obatan saat dia terserang beberapa penyakit, termasuk malaria.
Dengan kenyataan seperti itu sempat membuat Angkie terpukul dan rendah diri. Namun berkat dukungan dan motivasi yang terus diberikan kedua orang tua dan orang-orang terdekatnya, Angkie berusaha bangkit untuk meraih cita-citanya.
Angkie menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Bogor. Kemudian putri pasangan Hadi Sanjoto dan Indiarty Kaharman ini melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di fakultas komunikasi di London School of Public Relations Jakarta.
Tiga buku yang pernah dituliskan Angkie, rerata berisikan tentang motivasi terhadap kaum disabilitas. Dua judul lain selain "Perempuan Tunarungu Menembus Batas".
Buku keduanya yang berjudul "Setinggi Langit" terbit di pasaran selang dua tahun kemudian. Di tahun 2019, Angkie meluncurkan buku ketiganya berjudul "Become Rich as Sociopreneur".
Angkie dikenal oleh masyarakat luas sebagai perempuan muda yang menginspirasi. Keterbatasan yang dimiliki tak menghalanginya mewujudkan mimpi. Dia justru menjelma menjadi sosok perempuan dengan segudang prestasi.
Prestasi yang pernah diraih Angkie.
- Tahun 2008, menyabet penghargaan sebagai The Most Fearless Female Cosmopolitan.
- Tahun 2019, 2019 berhasil memperoleh penghargaan Asia's Top Outstanding Women Marketeer of The Year dari Asia Marketing Federation.
Diluar kedua prestasi tersebut, Angkie berhasil mengembangkan perusahaannya Thisable Enterprise menjadi sebuah grup yang membawahi Thisable foundation, Thisable Recruitment, serta Thisable Digital.
Melalui perusahaan-perusahaan tersebut, Angkie menyediakan pelatihan bagi SDM disabilitas agar dapat bekerja secara vokasional dan profesional. Usaha tersebut semua berorientasi untuk membantu kaum disabilitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H