Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jurus "Memukul Semak" ala Jokowi Memakai Tangan Ahok

18 November 2019   07:01 Diperbarui: 18 November 2019   13:24 13157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Ahok pernah sama-sama memimpin DKI Jakarta. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Jurus mukul semak ala Jokowi memang tergolong efektif, begitu semaknya dipukul, ularnya keluar semua. Jurus ini selalu digunakan Jokowi untuk melihat sumber masalah dari berbagai persoalan.

Jurus inilah yang digunakan Jokowi di BUMN, saat Menteri BUMN Erick Thohir ingin membenahi beberapa perusahaan BUMN yang bermasalah, dan belum memiliki direktur.

Erick Thohir memanggil Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) ke Kementerian BUMN beberapa hari yang lalu, tidak terlepas dari peranan Jokowi.

Cukup dengan menggunakan tangan Ahok untuk memukul 'semak' di BUMN, ular-ularnya langsung keluar semua.

Begitu mudah Jokowi mengidentifikasi, siapa yang menjadi 'biang kerok' yang tidak menginginkan ada perubahan di beberapa perusahaan BUMN.

Sengaja semuanya digantung imformasinya, di posisi mana Ahok akan ditempatkan. Begitu diisukan akan ditempatkan di Pertamina ularnya keluar semua.

Semua tahu, dan sudah menjadi rahasia umum kalau di Pertamina itu sarangnya mafia migas. Untuk memberantas mafia migas, sangat dibutuhkan sosok yang tegas tanpa mengenal kompromi.

Penempatan Ahok di Pertamina belumlah pasti, tapi respon yang muncul dengan mudah bisa diketahui Jokowi. Alasan berbagai pihak keberatan menerima kehadiran Ahok dilingkungan BUMN pun sudah terdeteksi.

Dengan demikian, akan sangat memudahkan Erick Thohir mengidentifikasi sumber-sumber masalah yang sedang dihadapinya dilingkungan BUMN dibawah kementriannya.

Sebuah kerjasama yang cerdas antara Presiden Jokowi dan Menteri BUMN, Erick Tohir. Kegaduhan yang diakibatkan dengan munculnya nama Ahok untuk mengisi jabatan direksi/Komisaris, adalah sebuah reaksi negatif yang harus segera direspon.

Reaksi yang begitu keras dari Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) telah memasang spanduk yang menyatakan penolakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk mengisi jabatan di PT Pertamina (Persero).

FSPPB tentulah tidak berdiri sendiri, bisa diduga penolakan ini dibeckingi pihak ketiga yang merasa eksistensinya di Pertamina terancam jika Ahok benar-benar mengisi jabatan penting di Pertamina.

FSPPB hanyalah organisasi Pekerja dilingkungan Pertamina, posisinya diluar struktur organisasi Pertamina, tidak memiliki kekuatan secara struktural. Tapi pada kenyataannya dengan berani memboikot dan mengintervensi jabatan struktural Pertamina.

Melihat penolakan ini, tentunya Erick Thohir dan Jokowi bisa identifikasi ada kepentingan apa di balik penolakan tersebut, kepentingan siapa yang di bela FSPPB.?

Itu barulah penolakan di internal Pertamina. Di eksternal pertamina, berbagai reaksi penolakan pun juga terjadi. Dalihnya sama, tidak bisa menerima Ahok karena rekam jejak Kasus hukum yang pernah dialami Ahok.

Padahal, secara konstitusional UU BUMN tidak melarang Mantan Narapidana untuk diangkat sebagai direksi BUMN, selama tidak pernah merugikan negara, atau tidak pernah diproses hukum karena Kasus korupsi.

Hanya dengan memukul semak di BUMN menggunakan nama 'Ahok', maka ular-ularnya semua keluar, Jokowi dan Erick Thohir pun riang gembira melihat berbagai reaksi dan respon yang terjadi.

Yang lebih menggelikan lagi reaksi Ormas yang tergabung dalam PA 212, yang siap menerima order jika dibutuhkan untuk penggalangan massa. Mungkin FSPPB bisa memanfaatkan itu dengan dukungan para Mafia Migas sebagai penyandang dana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun