Satu tahun berdiri, Museum Bioskop Jambi sudah dikunjungi baik wisatawan dari berbagai propinsi di Indonesia, maupun Wisatawan Mancanegara (Wisman), seperti Malaysia, Singapore, Tiongkok, Brunei, Australia, Rusia, Korea Selatan, Turki, Taiwan, dan Hainan.
Artinya, keberadaan Museum Bioskop Jambi ini sangat menarik minat wisatawan dalam negeri, maupun wisatawan asing untuk mengunjungi Propinsi Jambi. Museum Bioskop ini punya kontribusi memperkenalkan Jambi ke Mancanegara.
Sebagai putra daerah Jambi, penulis sangat menyayangkan ketidakpedulian Pemerintah Jambi terhadap keberadaan museum Bioskop ini. Seharusnya, Pemprov Jambi bisa memberikan solusi untuk perkembangan salah satu asset budaya yang perlu dibannggakan ini.
Apa yang sudah dirintis oleh Harkopo Lie ini seharusnya tidak cuma diapresiasi, tapi juga harus ada tindakan yang kongkret, demi keberlangsungan keberadaan Museum Bioskop Jambi tersebut, yang bisa menjadi ikon museum baru dikota Jambi.
Penulis percaya, sebagai seorang pengusaha yang tergolong sukses, baik di Jakarta maupun di Jambi, dia mampu untuk mengembangkan Museum Bioskop Jambi. Persoalannya, sebagai masyarakat Jambi seberapa besar kita memiliki rasa kepedulian terhadap keberadaan Museum tersebut.
Pemangku pemerintahan harus melek, dan mengikuti perkembangan zaman. Mengubah mindset dalam melihat asset budaya terbarukan. Tinggalkan Pola pikir konvensional yang berorientasi untung rugi semata. Buka mata untuk melihat jauh kedepan.
Dalam pertemuan dan percakapan penulis dengan Harkopo Lie, penulis merasakan keterbatasan dana dia untuk mengembangkan Museum Bioskop Jambi, sehingga terbetik dalam pikirannya untuk mendirikan yayasan sebagai penopang pengelolaan Museum Bioskop Jambi.